Upaya pemanfaatan limbah di tengah krisis lingkungan tentu sangat baik, misalnya untuk kebutuhan material bangunan berkelanjutan. Akar jamur dimanfaatkan mahasiswa Universitas Pelita Harapan (UPH) sebagai bahan material bangunan rumah.
Inovasi itu diberi nama B-Blocks atau building blocks berbahan komposit akar jamur yang diolah bersama limbah indusrei sebagai perekat alami bangunan. Material ini bersifat biodegradable, dapat dikompos, dan dirancang dengan sistem sambungan kering, sehingga dapat dibongkar pasang tanpa perekat kimia.
"Kami ingin menunjukkan bahwa miselium memiliki potensi besar sebagai alternatif material konstruksi yang ramah lingkungan," kata Dekan Fakultas Desain UPH, Susinety Prakoso, dalam keterangan tertulis, Selasa, 16 Desember 2025.
Susinety percaya proyek yang dikerjakan bersama para mahasiswa itu juga menjadi jawaban atas tantangan isu keberlanjutan. Hasil karya proyek ini dipamerkan di Museum Macan.
“Kegiatan ini memberikan ruang bagi mahasiswa untuk menampilkan hasil riset yang berpotensi dikembangkan menjadi produk berdampak. Kami berharap karya mahasiswa tidak hanya membangun kesadaran publik terhadap isu lingkungan, tetapi juga memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” ujar dia.
Dukungan terhadap inisiatif ini juga datang dari mitra sektor industri. Head of Group Marketing & Communications PT Bank DBS Indonesia, Mona Monika, menyebut pihaknya mendukung inovasi para mahasiswa yang mengadaptasi konsep keberlanjutan.
"Kami mendukung inisiatif yang memberikan dampak positif bagi lingkungan. Kami mengapresiasi UPH yang mampu menghadirkan inovasi material B-Blocks, sebagai produk yang mengintegrasikan nilai keberlanjutan dan relevan dengan kebutuhan saat ini,” tuturnya.
B-Blocks UPH menunjukkan bagaimana dunia pendidikan dapat berperan aktif mendorong adopsi material ramah lingkungan. Kontribusi mahasiswa dan dosen dari UPH membuka peluang inovasi yang relevan bagi industri dan masyarakat.
Inovasi B-Blocks yang mengambil limbah ini memang terbilang sangat baik, terlebih peruntukannya untuk bangunan. "Material ini berkembang dengan mengikat partikel limbah menjadi struktur yang ringan namun kokoh," ujar dosen Arsitektur UPH, Fernisa Richtia.
Setelah masa pakai berakhir, B-Blocks dapat dikembalikan ke tanah sebagai kompos. Sehingga menjadikannya solusi berkelanjutan dua kali lipat.
“Melalui B-Blocks, mahasiswa belajar melihat material secara kritis, mulai dari proses tumbuh, pemanfaatan, hingga kembali ke alam. Proses ini membentuk kepekaan ekologis, kemampuan riset keberlanjutan, serta kesiapan mahasiswa untuk menghadirkan dampak dalam inovasi keberlanjutan di masa depan,” ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News