Dosen Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University, Eisha Maghfiruha Rachbini, menilai Project Nexus dapat menciptakan efisiensi, menekan biaya transaksi, dan membuka akses lebih luas terhadap sistem pembayaran instan secara internasional yang terjangkau. Namun, ada kekhawatiran di masyarakat adopsi luas Project Nexus dapat ‘menggeser’ posisi QRIS.
“QRIS adalah sistem frontend yang dirancang untuk pembayaran domestik dan kini juga dapat digunakan di beberapa negara melalui kerja sama bilateral. Sementara itu, Project Nexus adalah sistem backend yang menghubungkan berbagai sistem pembayaran instan lintas negara secara multilateral,” jelas Eisha, Selasa, 17 Juni 2025.
Ia menuturkan kedua sistem ini sejatinya bersifat komplementer, bukan saling menggantikan. “Justru integrasi keduanya dapat memperkuat konektivitas dan efisiensi pembayaran global Indonesia,” kata Eisha.
Eisha mengatakan keterlibatan strategis Bank Indonesia sangat penting untuk menjadikan Indonesia bukan sekadar pengguna. Melainkan, pemain aktif dalam ekosistem pembayaran digital global.
Baca juga: Dulu Harus Ngutang buat Kuliah, Kini Perry Warjiyo Jadi Gubernur BI Penggagas QRIS yang Dipakai Puluhan Jutaan Orang |
“Sebagai otoritas sistem pembayaran, Bank Indonesia perlu dilibatkan dalam pengembangan Nexus. Selama ini, BI sudah mendorong konektivitas QRIS secara bilateral, seperti dengan Thailand, Malaysia, dan Singapura. Ke depan, pendekatannya kerja sama multilateral dapat menciptakan sistem pembayaran yang lebih efisien dan inklusif,” ujar dia.
Eisha memprediksi peta persaingan sistem pembayaran digital dalam 5-10 tahun mendatang akan sangat dinamis. Ekosistem digital yang melibatkan penyedia jasa, regulator, dan konsumen akan terus berkembang seiring pesatnya inovasi teknologi.
“Sistem pembayaran diharapkan akan semakin inklusif, mudah digunakan, efisien, dan terhubung. Ini berdampak langsung pada peningkatan transaksi ekonomi dan pertumbuhan ekonomi nasional,” jelas dia.
Namun, dia mengingatkan perkembangan teknologi membawa risiko terhadap keamanan dan stabilitas sistem keuangan. “Regulator harus hadir dalam merespons inovasi dengan tetap menjaga keamanan, keterjangkauan, dan inklusi sistem pembayaran digital,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News