Terlepas dari kritik itu, QRIS terbukti memudahkan transaksi masyarakat Indonesia. Bahkan hingga kuartal pertama 2025, pengguna aktif QRIS sudah menembus angka 56,3 juta.
Di balik suksesnya QRIS, terdapat sosok kunci yang mungkin belum banyak dikenal publik, yaitu Perry Warjiyo. Ia adalah Gubernur Bank Indonesia (BI) yang menjadi motor penggerak transformasi sistem pembayaran nasional menuju era digital.
Yang menarik, Perry bukan berasal dari latar belakang istimewa. Ia adalah anak petani dari desa kecil, yang pernah harus berutang hanya untuk bisa mendaftar kuliah.
Perry merupakan anak keenam dari sembilan bersaudara. Ayahnya dulu bertani tembakau dan sempat menikmati kesuksesan, namun bangkrut saat Perry masih duduk di bangku sekolah dasar.
Sejak itu, keluarganya menjalani hidup sederhana sebagai petani sawah biasa. Meskipun demikian, kedua orang tua Perry tetap menanamkan semangat pendidikan tinggi sebagai bekal utama untuk masa depan anak-anak mereka.
Saat tiba waktunya mendaftar kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM), uang menjadi kendala besar. Ibunya bahkan harus meminjam Rp35.000 untuk biaya formulir dan ongkos perjalanan Perry dari Solo ke Yogyakarta.
Tak hanya itu, selama kuliah, Perry harus bekerja keras demi mencukupi kebutuhan hidupnya. Ia bahkan pernah menjadi kenek angkutan umum untuk menutupi kekurangan biaya.
Baca juga: 4 Tips Aman Pembayaran QRIS
|
"Meski harus jadi kenek atau apa pun itu akan dilakukan untuk bisa lulus S1," kenangnya dalam acara Kadin Talks di Jakarta pada 26 Agustus 2019 dikutip dari akun Instagram @kobieducation, Selasa, 6 Mei 2025.
Setelah menyelesaikan kuliah, Perry bergabung dengan Bank Indonesia dan menapaki kariernya di bidang riset ekonomi serta kebijakan moneter. Dedikasinya membuahkan hasil ketika ia mendapatkan beasiswa dari BI untuk menempuh studi S2 dan S3 di Iowa State University, Amerika Serikat. Di kampus ini, ia meraih gelar M.Sc dan Ph.D di bidang Ekonomi Moneter dan Internasional.
Iowa State University sendiri dikenal sebagai salah satu universitas riset ternama dunia. Kampus ini unggul dalam bidang agrikultur, komputer, ekonomi, serta memiliki sejarah sebagai tempat lahirnya komputer digital elektronik modern.
Di Bank Indonesia, Perry pernah menjabat berbagai posisi penting, mulai dari Kepala Biro Gubernur, Direktur Departemen Makroprudensial, Deputi Gubernur, hingga sempat mewakili 13 negara Asia Tenggara dalam International Monetary Fund (IMF) pada 2007 hingga 2009. Setelah kembali ke Indonesia, ia dipercaya menjabat Gubernur BI untuk periode 2018–2023 dan kembali dilantik untuk periode 2023–2028.
Salah satu gebrakannya yang paling berpengaruh adalah peluncuran QRIS pada awal tahun 2020. Sistem ini menyatukan berbagai metode pembayaran digital dalam satu kode QR standar yang memudahkan jutaan pelaku usaha dan masyarakat dalam bertransaksi non-tunai.
Meski kini berada di pucuk pimpinan Bank Indonesia, Perry tak pernah melupakan asal-usulnya. Ia masih memegang erat nasihat sang ayah yang menjadi pijakan hidupnya.
“Nak, saya tidak mewarisi kamu harta, karena itu akan habis. Jadi ilmu, nak. Carilah ilmu setinggi langit agar hidupmu bercahaya, dekatlah dengan rakyat agar hidupmu bahagia,” kenang Perry.
Kisah hidup Perry Warjiyo menjadi bukti kesulitan ekonomi bukan penghalang untuk meraih cita-cita. Dari anak petani yang harus berutang demi kuliah, kini ia menjadi arsitek utama sistem pembayaran digital nasional dan inspirasi bagi banyak generasi muda Indonesia. (Antariska)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News