Gustika Jusuf Hatta. DOK IG @gustikajusuf
Gustika Jusuf Hatta. DOK IG @gustikajusuf

Siapa Gustika Jusuf Hatta? Ini Profil hingga Rekam Pendidikannya

Ilham Pratama Putra • 22 Agustus 2025 21:55
Jakarta: Gustika Jusuf Hatta mencuri perhatian publik lewat kritiknya pada momentum HUT ke-80 RI di Istana Merdeka, Jakarta. Cucu Wakil Presiden Pertama RI, Mohammad Hatta, itu melakukan kritik simbolik dengan menggunakan kebaya hitam dan kain slobog saat menghadiri undangan tersebut. 
 
Dalam unggahannya melalui akun Instagram @gustikajusuf, ia menjelaskan makna pakaian yang digunakannya. Kebaya hitam dan kain slobog memiliki makna pelepasan dan pengantaran untuk prosesi pemakaman.
 
Gustika juga menyampaikan keresahannya terkait Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia. Ia tak segan menyampaikan Indonesia kini dipimpin oleh Presiden penculik dan penjahat HAM dengan Wakil Presiden merupakan anak haram konstitusi.

Selain dikenal sebagai cucu dari Mohammad Hatta, sebenarnya siapa Gustika Jusuf-Hatta? Yuk intip profilnya.

Profil Gustika Jusuf-Hatta

Perempuan bernama lengkap Gustika Fardani Jusuf ini lahir pada 19 Januari 1994. Ia merupakan anak dari Halida Nuriah Hatta, anak perempuan terakhir Bung Hatta.
 
Gustika Jusuf-Hatta dikenal sebagai aktivis dengan mengikuti berbagai kegiatan sosial sebagai relawan, baik di Indonesia ataupun negara lain.
 
Ia pernah tergabung dalam British Red Cross pada 2017. Kemudian, pernah bergabung dalam komunitas Women's March Jakarta.
 
Gustika juga terlibat di Yayasan Hatta sebagai Board Member dan Senior Adviser. Saat ini, ia masih aktif di yayasan tersebut.
 
Baca juga: Profil Pembawa Baki Paskibraka Nasional dari Tahun ke Tahun, Siapa Saja?
 

Pendidikan Gustika Jusuf-Hatta

Mengutip profil LinkedIn Gustika, ia tidak hanya menjalani studi akademik bergelar. Namun juga menjalani pendidikan non-gelar.
 
Berikut pendidikan atau rekam akademik Gustika Jusuf-Hatta:
  1. Geneva Academy of International Humanitarian Law and Human Rights Executive Master/Master of Advanced Studies (MAS) 2022-2024
  2. Harvard Extension School (Non Degree) 2021
  3. Atlas Corps Virtual Leadership Institute Indonesian Public Sector Leadership Initiative 2021
  4. The Hague Academy of International Law - Académie de droit international de La Haye Certificate in Public and Private International Law 2019
  5. King's College London Bachelor of Arts with Honours / B.A. (Hons) 2015-2018
  6. Sotheby's Institute of Art (Non Degree) 2015
  7. Asian Art and Its Market
  8. Institut d'Etudes Politiques de Lyon Certificat d'Études Politiques (CEP) 2013-2014
  9. Cambridge Education Group Undergraduate Foundation Year at London Foundation Campus 2013
Gustika menghadiri upacara HUT ke-80 RI di Istana Merdeka pada 17 Agustus 2025. Ia hadir dengan mengenakan kebaya hitam dan kain slobog dan mengunggahnya di Instagram @gustikajusuf.
 
Ia menjelaskan alasannya mengenakan pakaian tersebut:
 
Walau bukan Kamisan, pagi ini aku memilih kebaya hitam yang sengaja kupadukan dengan batik slobog untuk memperingati 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Dalam budaya Jawa, kain bukan sekadar busana, melainkan sebuah isyarat, sebagaimana masyarakat Jawa kerap menyisipkan simbol dalam berpakaian.
 
Motif slobog biasa dikenakan pada suasana duka: “slobog” berarti longgar atau terbuka, melambangkan pelepasan dan pengantaran. Ia biasa dipakai keluarga dalam prosesi pemakaman sebagai simbol merelakan sekaligus mendoakan jalan yang lapang. (Take this as a silent protest, if you will, and a way to embrace my 1/8th Javanese heritage + a way to convey my innermost feelings. Probably would keep this up for the next five years)
 
Di hari kemerdekaan tahun ini, rasa syukurku bercampur dengan keprihatinan atas luka HAM yang belum tertutup. Bahkan kini kita dipimpin oleh seorang Presiden penculik dan penjahat HAM, dengan Wakil anak haram konstitusi. Militerisasi kian merasuk ke ruang sipil, dan hak-hak asasi rakyat Indonesia kerap dilucuti oleh penguasa yang tidak memiliki tepa selira, yang mau menulis ulang sejarah bangsa dengan memutihkan dosa-dosa penguasa beserta kroni-kroninya. Jujur tidak sampai hati merayakan hari kemerdekaan Indonesia ke-80 tanpa rasa iba, dengan peristiwa demi peristiwa yang mengkhianati nilai kemanusiaan yang datang bertubi-tubi, seperti kekerasan aparat yang baru saja mengorbankan jiwa di Pati minggu ini.
 
Dukaku lahir dari rasa cinta yang mendalam pada Republik ini. Bagiku, berkabung bukan berarti putus asa; dan merayakan bukan berarti menutup mata. Berkabung adalah jeda untuk jujur menatap sejarah, memelihara ingatan, dan menagih hak rakyat dan janji-janji konstitusi kepada Republik Indonesia.
 
Merayakan adalah memanjatkan doa dan harapan, sebagaimana makna kain slobog itu sendiri, yang mengingatkan pada batas antara yang pergi dan yang tinggal; yang dimaknai sebagai doa akan keselamatan dalam “peralihan.” Simbol bahwa dari duka pun kita bisa menyemai harapan.
 
Panjang Umur, Republik Indonesia-ku.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan