Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Pendidikan, Retno Listyarti mengatakan, bahwa dalam menilai efek zonasi di Pendidikan Indonesia ini membutuhkan waktu yang panjang. Terlalu dini jika dinilai dalam waktu sesingkat ini.
“Kita baru bisa lihat sebenarnya tahun depan atau paling cepat dua tahun lagi, artinya enggak instan juga. Tapi ini mendorong pemerintah daerah secara masif saya lihat mereka mulai berbenah. Jadi kalau itu terjadi maka efek yang baik bagi upaya kualitas minimal memenuhi standar sarana dan prasarana pendidikan dulu,” kata Retno saat Konferensi Pers di Kantor KPAI, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta, Rabu 19 Juni 2019.
Baca: Rotasi Guru Ke Daerah 3T Perlu Kajian Persiapan Matang
Menurut Retno, memang kurikulum menjadi salah satu faktor penting. Namun sarana prasana khususnya kualitas guru menjadi kunci suksesnya pendidikan di Indonesia. “Jadi mau kurikulum sebagus apapun kalau guru tidak berkualitas tetap enggak jalan. Tapi kalau tidak ada kurikulum, tapi guru berkualitas malah pendidikan ini bisa jalan. Jadi kuncinya memang berada pada guru,” terang Retno.
Dengan bagusnya kualitas pendidikan di suatu daerah, akan menaikkan kualitas di daerah tersebut. Begitu juga apabila negara Indonesia memiliki daerah-daerah yang kualitas pendidikannya baik akan menaikkan kualitas Indonesia di tingkat Internasional.
“Ini yang sebenarnya sedang kita siapkan. Maka kunci sesungguhnya tidak pada gedung atau kurikulum tapi justu pada guru. Kita selama ini konsen betul terhadap guru dan guru inilah yang memang menjalankan semua kebijakan. Kedua, ini memang akan menjadi kreator dari sebuah kurikulum,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News