Jakarta: Reaksi redoks bisa terjadi karena reduksi dan oksidasi. Untuk lebih lanjutnya, mari kita bahas tentang pengertian, ciri-ciri, fungsi, konsep, dan cara menyeimbangkan reaksi redoks.
Dalam e-Modul Kimia XII yang dirilis Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Reaksi redoks adalah reaksi yang terjadi reduksi dan reaksi oksidasi. Reaksi yang di dalamnya terjadi perpindahan elektron secara berurutan dari satu spesies kimia ke spesies kimia lainnya.
Istilah redoks berasal dari dua konsep, yaitu reduksi yang menjelaskan pelepasan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion dan oksidasi yang menjelaskan penambahan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion, dikutip dari politanikoe.ac.id.
Ciri-ciri Reaksi Redoks
Adapun ciri-ciri reaksi redoks yang dijelaskan dalam sumber di atas, yaitu:
1. Ada unsur bebas misalnya Cl2 (Klorin), Cu (Cuprum), dan O2 (Oksigen).
2. Terjadi perubahan biloks (bilangan oksidasi).
3. Ada reduktor (pereduksi) adalah suatu zat yang mengalami oksidasi.
4. Ada oksidator (pengoksidasi) adalah suatu zat yang mengalami reduksi.
Baca: Mengenal Laju Reaksi: Faktor, Orde Reaksi, dan Teoori Tumbukan |
Fungsi Reaksi Redoks
Ternyata reaksi redoks juga bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, ialah sebagai berikut:
1. Penggunaan lumpur aktif untuk mengolah limbah.
2. Reaksi fotosintetis.
3. Oksidasi makanan dalam sel.
4. Mur dan baut diberi lapisan zinc yang mana di dalam lapisan itu terdapat proses oksidasi logam zinc dan reduksi pada bagian kation.
5. Alat-alat dapur yang terbuat dari stainless steel tidak berkarat karena permukaannya selalu dilapisi oksida akibat proses oksidasi yang continue.
6. Memahami fenomena korosi logam dan cara pencegahannya.
7. Pembuatan asam sulfat untuk keperluan industri.
8. Pengolahan bijih-bijih logam di industri pertambangan.
9. Metabolisme semua organ-organ tubuh menggunakan reaksi redoks
Konsep Reaksi Redoks
Dalam laman mplk.politanikoe.ac.id, dijelaskan bahwa reaksi redoks terbagi menjadi tiga tahap perkembangan, yakni:
1. Konsep Reaksi Reduksi-Oksidasi Berdasarkan Pengikatan dan Pelepasan Oksigen
a. Contoh
Reaksi Fe2O3 + 3C → 2Fe + 3CO ditulis sebagai berikut.
b. Keterangan
Berikut adalah keterangan dari contoh reaksi di atas.
- Reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen dari suatu senyawa.
- Reduktor adalah zat yang menarik/mengikat oksigen pada reaksi reduksi atau zat yang mengalami reaksi oksidasi.
- Oksidasi adalah reaksi pengikatan (penggabungan) oksigen oleh suatu zat.
- Oksidator adalah sumber oksigen pada reaksi oksidasi atau zat yang mengalami reduksi.
c. Penjelasan
Fe2O3 melepaskan/memberikan oksigen kepada C dan membentuk Fe, sedangkan C mengikat/menangkap oksigen dari Fe2O3 dan membentuk CO. Dengan demikian, Fe2O3 mengalami reduksi atau sebagai oksidator, sedangkan C mengalami oksidasi atau sebagai reduktor.
2. Konsep Reaksi Reduksi-Oksidasi Berdasarkan Pengikatan dan Pelepasan Elektron
a. Contoh
Reaksi H2 + F2 → 2HF ditulis sebagai berikut.
b. Keterangan
Berikut adalah keterangan dari contoh reaksi di atas.
- Reduksi adalah reaksi pengikatan elektron.
- Reduktor adalah zat yang melepaskan electron atau zat yang mengalami oksidasi.
- Oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron.
- Oksidator adalah Zat yang mengikat electron atau zat yang mengalami reduksi.
Untuk membentuk senyawa hidrogen fluorida, molekul H2 melepaskan 2 elektron menjadi 2H+ : H2 → 2H+ + 2e-, sedangkan molekul F2 menangkap atau mengikat 2 elektron menjadi 2F- : F2 + 2e- → 2F- . Dengan demikian, H2 mengalami oksidasi atau sebagai reduktor, sedangkan F2 mengalami reduksi atau sebagai oksidator.
3. Konsep Reaksi Reduksi-Oksidasi Berdasarkan Pertambahan dan Penurunan Bilangan Oksidasi
a. Contoh
Reaksi Fe2O3 + 3C → 2Fe + 3CO ditulis sebagai berikut.
.png)
b. Keterangan
Berikut adalah keterangan dari contoh reaksi di atas.
- Reduksi adalah reaksi yang mengalami penurunan bilangan oksidasi.
- Reduktor adalah zat yang mereduksi zat lain dalam reaksi redoks atau zat yang mengalami oksidasi.
- Oksidasi adalah reaksi yang mengalami kenaikan bilangan oksidasi.
- Oksidator adalah zat yang mengoksidasi zat lain dalam reaksi redoks atau zat yang mengalami reaksi reduksi.
c. Penjelasan
Bilangan oksidasi adalah muatan positif dan negatif pada suatu atom. Unsur yang biloksnya positif, biasanya merupakan atom-atom unsur logam, seperti Na, Fe, Mg, Ca, dan unsur logam lainnya. Sementara itu, unsur yang biloksnya negatif, biasanya atom-atom unsur nonlogam, seperti O, Cl, F, dan unsur nonlogam lainnya.
Cara Menentukan Bilangan Oksidasi
Terdapat delapan aturan dalam menentukan bilangan oksidasi suatu atom, antara lain adalah sebagai berikut.
1. Bilangan oksidasi unsur bebas dalam bentuk atom dan molekul adalah 0. Contohnya adalah sebagai berikut.
a. Unsur bebas berbentuk atom adalah C, Ca, Cu, Na, Fe, Al, Ne = 0
b. Unsur bebas berbentuk molekul adalah H2, O2, Cl2, P4, S8 = 0
2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya. Contohnya adalah sebagai berikut.
a. Bilangan oksidasi ion monoatom Na+, Mg2+, dan Al3+ berturut-turut adalah +1, +2, dan +3.
b. Bilangan oksidasi ion poliatom NH4+, SO42-, dan PO43- berturut-turut adalah +1, -2, dan -3.
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya.
a. IA = H, Li, Na, K, Rb, Cs, Fr = +1. Contohnya adalah bilangan oksidasi Na dalam senyawa NaCl adalah +1.
b. IIA = Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra = +2. Contohnya adalah bilangan oksidasi Mg dalam senyawa MgSO2 adalah +2.
c. IIIA = B, Al, Ga, In, Tl = +3. Contohnya adalah Bilangan oksidasi Al dalam senyawa Al2O3 adalah +3.
4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu. Contohnya adalah sebagai berikut.
a. Bilangan oksidasi Cu = +1 dan +2.
b. Bilangan oksidasi Au = +1 dan +3.
c. Bilangan oksidasi Sn = +3 dan +4.
5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya. Contohnya adalah NH4+ = +1.
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0. Contoh: H2O = 0 ( H = +2, ) = -2, jadi 2-2 = 0).
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1. Contohnya adalah biloks H dalam AlH3 = -1.
8. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa peroksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2. Contohnya adalah biloks O dalam BaO2 = -1.
Menyeimbangkan Reasi Redoks
Untuk menuliskan keseluruhan reaksi elektrokimia sebuah proses redoks memerlukan penyeimbangan komponen-komponen dalam reaksi setengah. Untuk reaksi dalam larutan, hal ini umumnya melibatkan penambahan ion H+, ion OH-, H2O, dan elektron untuk menutupi perubahan oksidasi.
(Rafi Alvirtyantoro)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id