Ketua Yayasan Eka Widya Nusantara, Suroyo, yang menaungi Umika mengungkapkan permasalahan KIP-K di Umika bermula pada masa pandemi covid-19 di 2020. Saat itu, kata dia, uang KIP-K untuk biaya hidup mahasiswa tidak bisa dicairkan oleh bank.
"Saat itu juga pihak bank yang sarankan ke kampus untuk minta tolong dicairkan secara kolektif dengan cara surat kuasa dari mahasiswa yang dilampiri KTP dan kami lakukan itu dan sudah cair," ungkap Suroyo saat memberikan klarifikasi melalui kanal YouTube Tribuana TV dikutip Senin, 12 Juni 2023.
Selanjutnya, dikarenakan ATM dan buku rekening masih ada di Bank, pihak kampus menyalurkan secara manual. Satu per satu mahasiswa penerima KIP-K diminta ke kampus dan diberikan uangnya.
"Dan itu ada buktinya, bukan kaleng-kaleng. Ada surat pernyataan mahasiswa sudah menerima dana KIP-K Rp4,2 juta tidak ada potongan, tanda tangan di atas materai, disaksikan oleh tim penerima KIP dan diketahui kuasa hukum Umika, clear," beber dia.
Namun, pencairan secara kolektif dianggap salah oleh pemerintah. Setelah itu, pihaknya mengubah skema pemberian KIP-K seiring pandemi mereda.
Pada Agustus 2021, mahasiswa ke kampus hanya untuk mengambil buku tabungan dan ATM. Mahasiswa bisa mengambil dan mencairkan sendiri.
Suroyo menyebut cara itu dianggap tetap salah. Padahal, kata dia, niat Umika hanya ingin mempermudah mahasiswa. Dia mengeklaim tak ada penyimpangan.
"Sampai sekarang masih ada di kampus itu, uangnya ada di dalam buku tabungan dan ATM itu enggak ada yang bisa ambil, itu seolah-olah kita ada penyimpangan. Penyimpangan yang mana? Wong kita dananya masih ada di buku ATM," tutur dia.
Sebelumnya, Kemendikbudristek mencabut izin operasional 23 PTS di sejumlah wilayah. Ada sejumlah alasan penutupan, seperti pembelajaran fiktif, jual beli ijazah, penyelewengan pemberian KIP-K, hingga perselisihan dalam badan penyelenggara sehingga pembelajaran tidak kondusif.
Plt Dirjen Diktiristek Kemendikbudristek, Nizam, mengungkapkan pihaknya telah melakukan sejumlah cara sebelum mencabut izin 23 PTS tersebut. Pihaknya telah menegur bahkan membina PTS-PTS tersebut agar memperbaiki diri.
"Dan kalau sudah dibina malah tidak melakukan perbaikan, malah makin parah, apa boleh buat? Ibarat kanker itu harus kita operasi, kalau tidak seluruh sistem itu rusak," kata Nizam di Novotel Tangerang, Jumat, 9 Juni 2023.
Baca juga: STIE Tribuana Ditutup, Yayasan Klarifikasi Soal Penyelewengan KIP-K |
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News