"Kalau kita mau bicara soal memberi pendidikan karakter tidak bisa kita mengubah anak hanya dengan waktu 6-7 jam," kata Sekretaris Yayasan Sukma, Lisa Luhur Schad, di Kompleks Media Group, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat, 2 April 2021.
Lisa mengatakan membentuk karakter anak sulit dilakukan jika menggunakan sistem belajar mengajar pada umumnya. Sebab, karakter anak sebagian besar dibentuk dari lingkungan.
"Asrama ini kan kelebihannya dia bersosialisasi dengan orang lain di lingkungan sekolah. Kemudian, ada guru asuh yang mengawasi, kegiatan mereka juga diatur sedemikian rupa," beber dia.
Menurut dia, anak dapat belajar menghargai perbedaan bila berada dalam satu lingkungan. Interaksi yang dibangun antar anak dapat menumbuhkan rasa nasionalisme dan bhinneka tunggal ika.
"Jadi kalau kita mau mengubah karakter anak itu enggak bisa instan, kalau dia dari kecil minimal butuh 6-9 tahun. Kalau SMA minimal tiga tahun," kata Lisa.
Baca: Sekolah Sukma Bangsa Sigi Bakal Terapkan Protokol Kesehatan Ketat
Yayasan Sukma akan meresmikan gedung SSB di Desa Maku, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, pada Sabtu, 3 April 2021. Sekolah dibangun untuk memberi akses pendidikan bagi anak-anak terdampak gempa, tsunami, dan likuifaksi pada 28 September 2018.
Peresmian akan dihadiri pendiri Media Group Surya Paloh secara daring. Kemudian, Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat, Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola, Ketua DPRD Sulawesi Tengah Nilam Sari Lawira, dan Ketua Yayasan Media Group Ali Sadikin juga akan hadir dalam peresmian ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News