Sherlina lulus dengan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3.79 dan Sherlita lulus dengan IPK 3.80. Sherlina, 21, mengaku tidak pernah merencanakan akan wisuda bersamaan dengan saudara kembarnya.
Ia mengaku beruntung karena keduanya memiliki dosen pembimbing skripsi yang memungkinkan mereka bisa menyelesaikan kuliah tepat waktu. “Kami tidak merencanakan untuk lulus bersamaan, hal tersebut kami dapatkan karena Dosen Pembimbing Skripsi kami yang sangat membantu dan membimbing dalam penulisan naskah skripsi,” kata Sherlina dikutip dari laman ugm.ac.id, Senin, 3 Juni 2024.
Keduanya menyelesaikan studi dalam waktu 3 tahun 7 bulan 9 hari. Sherlina dan Seherlita sama-sama masuk sebagai mahasiswa Program Studi Biologi pada 2020.
Sherlina mengaku ia dan Sherlita kebetulan memiliki minat yang sama di pelajaran Biologi sejak di bangku SMA di kota Magetan, Jawa Timur. “Kebetulan kami dulu SMA masuk pada jurusan IPA dan cukup menyukai pelajaran Biologi. Kami ingin masuk Biologi UGM karena merupakan salah satu Prodi terbaik di Indonesia dan dukungan orang tua kami mendorong kami untuk memilih prodi tersebut,” cerita dia.
Dikarenakan lahir kembar, kata Sherlina, sejak di bangku sekolah dasar hingga sekolah menengah, mereka berdua selalu berada di sekolah yang sama hanya saja ditempatkan di kelas yang berbeda. “Kami selalu satu sekolah namun beda kelas,” kenang dia.
Memiliki paras yang hampir mirip, Sherlina mengaku ia dan saudara kembarnya Sherlita, sering salah disapa baik oleh guru dan teman sekelasnya. Begitu pun saat di bangku kuliah, beberapa kali dosen keliru memanggil atau menyapa salah satu dari mereka.
“Sering kali dosen maupun teman kesulitan membedakan kami ketika kami datang bersama. Sebenarnya kami kembar biasa, tidak begitu identik, masih mudah untuk membedakan kami,” beber gadis asal Magetan ini.
Selama kuliah di Fakultas Biologi UGM, keduanya memilih indekos di tempat yang sama. Selain bisa saling menjaga, juga saling memotivasi satu sama lain dalam menuntut ilmu.
“Kami tinggal 1 kos. Kami biasanya saling berbagi informasi terkait mata kuliah dikarenakan ada beberapa mata kuliah yang kami beda kelas,” kata dia.
Meski selama kuliah tidak banyak mengalami kendala, hanya saja saat ujian skripsi, ia dan Sherlita hampir tidak berbarengan. Sebab, salah satu di antara mereka harus menunggu hasil penelitian laboratorium yang belum keluar datanya.
“Hanya menunggu hasil lab yang cukup lama yaitu 40 hari baru keluar hasilnya. Untuk ujian skripsi kami hanya beda 1 bulan,” ungkap dia.
Sherlina dan Sherlita juga menunjukkan minat yang sama dalam bidang keilmuan. Sherlina mengangkat topik penelitian “Pemanfaatan Kayu Apu (Pistia stratiotes L.) sebagai Agen Fitoremediasi Logam Berat Kromium (Cr) pada Air Limbah IPAL Sewon, Bantul” di bawah bimbingan Prof. Dr. Suwarno Hadisusanto, S.U.
Sedangkan, Sherlita mengambil judul “Pemanfaatan Eceng Gondok (Eichhornia crassipes (Mart.) Solms) Sebagai Agen Fitoremediasi Timbal (Pb) pada Air Limbah IPAL Sewon, Bantul, Yogyakarta” di bawah bimbingan Dr.rer.nat. Andhika Puspito Nugroho, M.Si.
Sherlita menuturkan dosen di Fakultas Biolog sangat membantu dan mendukung mereka dalam menempuh Pendidikan. Mahasiswa diajak untuk dapat berpikir kritis, mengembangkan pengetahuan, serta mempraktikan ilmu yang didapat secara langsung kepada masyarakat.
“Kita diajak mengikuti program MBKM membangun desa dan adanya Kerja Praktik yang wajib mahasiswa Fakultas Biologi tempuh sebelum melaksanakan Seminar Proposal,” papar Sherlita.
Selain itu, dukungan fasilitas di Fakultas Biologi sangat mendukung aktivitas kuliah dan praktikum bagi mahasiswa. Bahkan, para staf akademik serta laboran sangat cekatan membantu mahasiswa yang kebingungan terkait berkas maupun ketika bekerja di laboratorium.
“Kami sangat merasa senang bisa menamatkan pendidikan S1 di salah satu universitas terbaik di Indonesia. Pendidikan S1 Biologi menjadikan kami memiliki beberapa peluang besar bagi karier kami ke depannya,” kata dia.
Dekan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, Budi Setiadi Daryono, menyampaikan ucapan selamat kepada Sherlina dan Sherlita atas kelulusannya. Ia berharap keduanya bisa meniti karier profesional sebab prospek kerja lulusan Biologi sangat terbuka lebar.
“Pencapaian mereka tidak hanya membanggakan keluarga dan teman-teman, tetapi juga memberikan kontribusi pada pendidikan berkualitas dan kesetaraan gender di Indonesia,” ujar dia.
Baca juga: Upaya Berliku Nikita, Penyandang Disabilitas Berhasil Lulus dari UGM |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id