Savitri mengaku tak pernah ambisius mengejar menjadi wisudawan terbaik. Selama ini, ia hanya konsisten mengerjakan tugas kuliah dan belajar.
“Selama kuliah, belajarku ya saat mengerjakan tugas. Tetapi saat UTS ataupun UAS, aku berusaha memaksimalkan belajarnya, aku enggak terlalu menggebu-gebu buat mengejar gelar wisudawan terbaik,” ungkap Savitri dikutip dari laman unair.ac.id, Rabu, 3 Juli 2024.
Sebagai angkatan pandemi covid-19, Savitri tidak banyak mengikuti kegiatan maupun organisasi kampus. Namun, ia berhasil lolos pendanaan nasional dalam Pekan Kreatif Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) sebanyak dua kali.
“Karena saat itu kuliah daring, jadi enggak banyak ikut kegiatan kampus, tapi sejak maba 2020 itu alhamdulillah pertama kali aku lolos pendanaan PKM-RE. Kemudian di tahun 2023 aku berhasil lolos pendanaan lagi, meski enggak sampai maju ke final PIMNAS,” tutur Savitri.
Pada proposal kedua PKM-REnya yang lolos pendanaan, Savitri mendapatkan kesempatan mengkonversinya menjadi skripsi. Ia mengangkat topik yang masih berkaitan dengan bidang ilmu yang ia tekuni. Hal tersebut mendorongnya dapat lulus lebih cepat dari targetnya.
“Yang terakhir kemarin akhirnya bisa konversi ke skripsi. Jadi alhamdulillah bisa lulus cepat. Aku manfaatkan limbah sisik ikan mujair buat dijadiin kitosan. Kemudian aku tambahkan ke pembuatan bioplastik,” jelas dia.
“Jadi, dilihat bagaimana pengaruh penambahan kitosan sisik ikan mujair itu terhadap karakteristik bioplastik,” beber Savitri.
Savitri menyebut berhasil lolos pendanaan PKM selama dua kali adalah capaian terbaik selama ia menempuh pendidikan tinggi. Konsistensi dan keteguhan belajarnya juga mendapat dorongan dan dukungan dari orang-orang terdekat.
“Orang tua, adik, sahabat, hingga kucing tersayang yang memegang peran dalam keberhasilan dari setiap prosesku,” tutur dia.
Baca juga: Cerita Rafi, Wisudawan Terbaik Unair yang Tak Mau Kalah dengan Sang Ayah |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News