SD Perdana, Sukamara, Kalimantan Tengah. Medcom.id/Ilham Pratama Putra
SD Perdana, Sukamara, Kalimantan Tengah. Medcom.id/Ilham Pratama Putra

Guru di Pedalaman Kalteng Sempat Salah Kaprah Kurikulum Merdeka

Ilham Pratama Putra • 20 Juni 2024 16:36
Sukamara: Kepala Sekolah SD Perdana, Sukamara, Kalimantan Tengah (Kalteng), Krisdiana, mengaku guru di sekolahnya sempat salah kaprah mengenai Kurikulum Merdeka. Kurikulum baru ini sempat membuat bingung guru.
 
Menurutnya, hal itu tak hanya terjadi pada guru-guru di sekolahnya. Namun, juga terjadi pada guru-guru di Kabupaten Sukamara.
 
"Awalnya kami ini tidak mengetahui Kurikulum Merdeka ini. Kita di tempat yang jauh ini mengartikan merdeka itu ya bebas, mengajar sesuai kemampuan kita saja," ujar Krisdiana di SD Perdana, Sukamara, Kamis, 20 Juni 2024.

Ia menyebut bila hanya berpatok pada kemampuan, maka guru yang hanya bisa perkalian 1 sampai 10 akan mengajarkan hal tersebut pada murid. Pembelajaran sesuai dengan kemampuan dan kompetensi guru.
 
"Kalau begitu kan guru yang pengalamannya banyak, nilai kemampuannya sangat tinggi siswanya mantap. Yang kurang ya sudah. Tapi itu pula yang membuat saya berpikir, kok begini kurikulum diciptakan," beber dia.
 
Beruntung, kata dia, pada 2022, Putra Sampoerna Foundation (PSF) hadir dengan Light School Program. Ini memberikan pembekalan kepada guru terkait implementasi Kurikulum Merdeka.
 
"Mereka menerangkan, Kurikulum Merdeka itu menyesesuaikan dengan kondisi sekolah kita. Contohnya kita melihat masalah yang terjadi di sekolah, di lingkungan kita. Kemudian anak-anak kata dia mencari solusi. Jadi ini lebih mendorong guru melakukan perubahan," jelas dia.
 
Krisdiana meyakini lewat Kurikulum Merdeka, anak didik bisa bersaing. Bahkan, tak cuma di tingkat kabupaten.
 
"Saya tidak mau anak-anak ini cuma tahunya SD ini saja, sawit saja, kita di pedalaman ini, Sukamara ini saja. Tapi saya mau mereka tahu Jakarta, Indonesia bahkan juga dunia secara global," tutur dia.
 
Krisdiana mengungkapkan pihaknya juga berupaya menggali minat dan bakat siswa. Pihaknya didukung PSF serta PT Sampoerna Agro melakulan pemetaan minat dan bakat siswa.
 
Dia menyebut ada tiga kegiatan minat bakat siswa yaitu sains eksperimen, english club, serta seni tari tradisional dan modern. Karya-karya siswa kemudian ditampilkan dalam kegiatan Festival dan Pameran Siswa.
 
"Setelah diterapkan dan berhasil membawa anak-anak ke tingkat belajar lebih bersemangat dan prestasi meningkat, kemudian kami mengajak banyak sekolah untuk terlibat," tutur dia.
 
Baca juga: Dorong Implementasi Kurikulum Merdeka, PSF Ubah Paradigma Guru

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan