Alumni Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) itu kini tengah melanjutkan studi sebagai mahasiswa Magister Nanoscience and Functional Nanomaterials di Bristol Centre of Functional Nanomaterials (BCFN), School of Physics, Faculty of Science, University of Bristol, Inggris.
Ramadan di Bristol, Inggris bertepatan dengan musim semi sehingga durasi siang lebih lama. Athi bercerita dia mesti berpuasa kurang lebih 16 jam dari pukul 04.00 pagi hingga 08.00 malam.
Beruntung, dia mendapat dukungan penuh dari teman-teman internasionalnya, sehingga bisa menjalani hari-hari di laboratorium dengan semangat. Tak hanya itu, University of Bristol, kampusnya, juga menyelenggarakan buka puasa bersama atau ‘Open Iftar’ di Wills Memoriam Building.
“Acara ini unik sekali, karena tidak hanya mengundang mahasiswa yang muslim, yang non-muslim juga boleh datang,” cerita Athi dikutip dari laman uny.ac.id, Jumat, 21 April 2023.
Acara dimulai dengan sambutan-sambutan dilanjutkan tausyiah agama. Setelah azan dikumandangkan, barulah membatalkan puasa dengan air dan kurma dan langsung jemaah salat magrib. Usai salat, panitia penyelenggara dari kampus membagikan makanan dengan opsi vegan dan non-vegan kepada mahasiswa.
“Menunya ala-ala timur tengah, enggak pakai nasi,” ujar Athi sambil tertawa.
Athi mengaku sangat senang bisa buka bersama dan berjejaring dengan mahasiswa lainnya. Apalagi, ketika azan berkumandang yang sangat jarang ia dengar sejak sampai di Bristol.
Dia mengucapkan terima kasih kepada The Global Lounge, Student Inclusion Team, Multifaith Chaplaincy, Bristol SU Islamic Society and Bristol ABSOC yang telah menyelenggarakan University of Bristol Open Iftar 2023 dengan tema Celebrate and Learn.
Baca juga: Ramadan Mahasiswa Indonesia di Bristol: Bolak Balik Meneliti di Lab di Tengah 16 Jam Puasa |
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News