Salah satu satelit konstelasi regional adalah Sistem Satelit Quasi-Zenith (Quasi-Zenith Satellite System/QZSS) yang dikembangkan Jepang. Cakupan layanan QZSS meliputi wilayah regional Indonesia, sehingga potensi pemanfaatan layanan QZSS ini di Indonesia perlu didukung dalam bentuk kolaborasi penelitian dan pemanfaatan bersama antar institusi di Indonesia dan di Jepang.
"Seminar yang digelar bekerja sama dengan Cabinet Office (CaO) of Japan ini diharapkan dapat memperkuat usulan kerja sama (Letter of Intent/LoI) antara BRIN dan National Space Policy Secretariat (NSPS) CaO dalam bidang pengembangan dan penerapan teknologi GRNSS," ungkap Kepala Organisasi Riset Elektronika dan Informatika (OREI) BRIN Budi Prawara, dilansir dari laman BRIN, Jumat, 10 Maret 2023.
Dia mengatakan, pemanfaatan GRNSS, termasuk QZSS Jepang, GPS Amerika, Glonass Rusia, Galileo Eropa, BeiDou Cina, IRNSS India berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Aplikasi-aplikasi baru diperkenalkan menggunakan data GRNSS.
Layanan pemosisian, navigasi, dan pengaturan waktu (positioning, navigation and timing/PNT) GRNSS merupakan pusat dari berbagai aplikasi. "Tujuan utama dari sistem GRNSS adalah untuk memberikan informasi terkait posisi, tetapi informasi lain juga tersedia dalam data GRNSS. Informasi ini dapat diperoleh dengan menganalisa data GRNSS yang terkumpul pada stasiun-stasiun penerima sinyal GRNSS" ungkap Budi.
Kepala Pusat Riset Elektronika BRIN Yusuf Nur Wijayanto menambahkan, kerja sama yang akan dituangkan dalam LoI ini sudah disiapkan oleh kedua pihak. "Semoga bisa segera ditandatangani dan diresmikan. Dan semoga bisa terjalin kerja sama penelitian dengan memanfaatkan data dan teknologi satelit QZSS di Indonesia," harapnya.
Pada kesempatan yang sama, perwakilan dari NSPS CaO, Yoko Sakai mengatakan, pihaknya sedang menganalisa kinerja dari receiver untuk MADOCA, layanan penentuan posisi berpresisi tinggi di wilayah Asia Pasifik. MADOCA menyediakan data augmentasi berbasiskan satelit.
"Layanan MADOCA telah dimulai sejak September 2022 untuk Asia-Pasifik sebagai uji coba," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Riset Geospasial BRIN Susilo mengungkapkan, pihaknya telah bekerja sama dengan Magellan Systems Japan (MSJ) dan PT SUDIRA dalam riset terkait potensi pemanfaatan QZSS untuk penentuan posisi (positioning) di Indonesia. Dia menjelaskan, Indonesia dikelilingi empat lempeng tektonik, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Laut Filipina.
"Interaksi antara empat lempeng besar akan menyebabkan perubahan posisi koordinat wilayah Indonesia dari kerangka referensi koordinat awalnya," ungkap Susilo.
Dirinya telah berkolaborasi dengan Universitas Unitomo Surabaya, didukung MSJ dan PT. SUDIRA dalam menguji pemanfaatan data koreksi MADOCA QZSS untuk sistem pemetaan.
"Hasilnya menunjukkan akurasi menggunakan koreksi dari QZSS memungkinkan untuk dapat digunakan pada pemetaan skala 1 banding 5.000," katanya.
Selain itu, Susilo juga melakukan penelitan terkait potensi MADOCA untuk peringatan dini tsunami dan gempa bumi.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
| Baca juga: Peneliti BRIN Jelaskan Soal Penentuan Awal Ramadan dan Idulfitri |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News