Aktivis sekaligus jurnalis Andi Firdhaus membagikan pengalamannya sebagai jurnalis dalam 20 tahun terakhir. Ia menyebut teknologi digital justru berhasil mempermudah dan mempercepat kerja-kerja jurnalistiknya.
Andi menjelaskan ada sejumlah pekerjaan baru yang menjadi minat anak muda dewasa ini. Mulai dari pemasaran digital, pembuat konten, programmer, desainer grafis, spesialis media sosial, desainer web, freelancer, bisnis daring, dan streamer.
"Munculnya beragam pekerjaan baru di era digital ini menjadi tuntutan profesionalitas bagi tenaga kerja. Kita akan dituntut untuk memiliki keterampilan tidak hanya hard skill, namun juga soft skill," kata Andi melalui keterangan tertulis, Senin, 6 Maret 2023.
Andi memaparkan pemikirannya saat menjadi pembicara dalam webinar Ngobrol Bareng Legislator (Ngobras) bertema Tren Pekerjaan di Dunia Digital, kemarin. Kegiatan ini dibuka oleh Dirjen Aptika Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan.
Baca: Tantangan Berat Jurnalisme di Era Digital, Melawan Disrupsi dan Algoritma
Riset McKinsey dan Bank Dunia menyatakan Indonesia memerlukan 9 juta talenta digital dalam periode 2015-2030. Maka dari itu, kata Andi, masyarakat tak perlu khawatir tak memiliki pekerjaan.
Anggota Komisi I DPR, Fadhlullah, menjelaskan dunia digital dapat memiliki dampak positif sekaligus negatif. "Kita semua ingin memanfaatkan dunia digital ini untuk menghasilkan, untuk mendapatkan hasil sehari-hari, ilmu, dan penghasilan untuk hidup kita," kata dia.
Desainer visual Aditya Iswandi menjelaskan terdapat sejumlah pekerjaan yang mudah digantikan sekarang ini. Jenis pekerjaan tersebut di antaranya front desk, administratif, kasir, akuntan, kurir, buruh pabrik, tele marketer, hingga penulis.
Kuncinya adaptasi
Namun, di balik hilangnya pekerjaan-pekerjaan itu, muncul sejumlah pekerjaan yang paling dibutuhkan dalam dunia digital. Seperti analis data, spesialis machine learning, big data, web developer, atau instruktur online."Maka dari itu, proses adaptasi sangatlah diperlukan. Sebab, ada risiko atau kerugian yang mesti dihadapi jika gagal menyesuaikan diri," kata dia.
Tanpa bisa beradaptasi, pencari kerja bisa kehilangan kesempatan mengembangkan karier. Bisa juga profit usaha menurun atau paling parah pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Untuk memenangi tantangan digitalisasi, kita harus mempersiapkan diri dan berani menunjukkan skill dan mampu melihat peluang yang ada," kata Aditya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News