Diskusi dipandu langsung Indra Maulana dan menghadirkan beberapa narasumber inspiratif. Di antaranya, Direktur Utama Metro TV Don Bosco Selamun, Ketua Dewan Redaksi Media Group Saur Hutabarat, dan pengamat media Agus Sudibyo.
Fokus utama yang dibahas dalam diskusi ini adalah soal bagaimana cara media massa menghadapi tantangan algoritma dan peran media di era disrupsi digital.
Peran media makin berat
Direktur Utama Metro TV, Don Bosco Selamun, mengakui jurnalis media massa di era disrupsi digital menghadapi tantangan yang berat. Media massa harus menjadi pembeda di antara informasi yang tidak terbatas.“Di situlah pentingnya jurnalisme kualitas. Informasi sekarang tidak ada batas dan datangnya nyaris tiap saat. Tugas kita adalah bagaimana karya kita tetap memperlihatkan kualitas sebagai karya jurnalistik,” kata Don Bosco.
Tidak hanya itu, media massa kini tak lagi bersaing dan berkompetisi dengan sesama media massa. Jurnalisme kini juga harus bersaing dengan algoritma mesin pencari dalam menghadirkan informasi kepada masyarakat.

Peran media dalam era dunia digital yang banjir informasi semakin berat karena algoritma mesin pencari. Medcom.id/Arfinna Erliencani
Haruskah media massa melawan algoritma?
Pengamat media, Agus Sudibyo, mengakui media massa memiliki beban berat saat bersikap kepada algoritma. Algoritma bagaikan pedang bermata dua.Di satu sisi, algoritma memudahkan jurnalis dalam bekerja. Di sisi lain, algoritma dinilai hanya mementingkan sisi komersial dan mengorbankan kualitas jurnalisme.
Agus menilai media massa sebaiknya bersikap skeptis terhadap algoritma. Menurut Agus, arena algoritma bukan sekadar inovasi teknologi. Ada kkekuatan ekonomi politik di balik algoritma.
"Algoritma memudahkan distribusi konten, tetapi juga diproduksi oleh suatu kekuatan bisnis yang secara langsung berkompetisi dengan media untuk memperebutkan audiens dan belanja iklan,” ujar Agus.
Baca: Media Group Kembali Kirim Bantuan Sembako kepada Warga Cianjur Korban Gempa |
Peran banyak pihak untuk jurnalisme era kini
Menurut Agus, negara memegang peranan penting dalam menciptakan ekosistem media yang sehat. Terutama menciptakan keseimbangan kepentingan jurnalisme dan algoritma.“Dari sisi media harus berinovasi, tapi negara harus ada regulasi yang menyehatkan,” katanya.
Hal yang senada juga disampaikan Ketua Dewan Redaksi Media Group, Saur Hutabarat. Tak hanya masyarakat, masyarakat juga harus cerdas dan kritis saat menerima informasi dari platform digital.
"Harus tahu yang dipindahkan ke digital itu faktual atau tidak? Daya kritis terhadap hoaks diperlukan,” kata Saur. (Arfinna Erliencani)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id