"Visi kami adalah to Become The Leading Professional-Hub University. Kami ingin bermimpi menjadi kampus andalan NU dalam mencetak profesional unggul,” kata Rektor UNU Yogyakarta, Widya Priyahita Pudjibudojo, dalam Sesi Panel 1 Muktamar Pemikiran NU 2023 Imagining the Future Society dikutip dari laman nu.or.id, Senin, 4 Desember 2023.
Widya menjelaskan School of Future Studies akan menjadi inisiatif kunci dalam menyongsong masa depan dengan menggandeng Mohammed Bin Zayed (MBZ) University of Humanities. Dia menuturkan dengan komitmen dana Rp1,1 triliun, sekolah ini akan dibangun dengan fasilitas modern di antaranya gedung sembilan lantai, asrama internasional, dan fasilitas penunjang lainnya.
“School of Future Studies adalah sekolah yang mengajarkan ilmu-ilmu yang dibutuhkan ke depan, tapi belum banyak dikembangkan di kampus lain, bahkan di luar negeri,” papar dia.
Widya menyebut sekolah ini memiliki empat pilar utama. Pertama, Institute for Future Scenario yang akan fokus pada prediksi dan perencanaan skenario untuk masa depan.
“Kita tidak cukup dengan imagining (membayangkan). Forecasting to predict dan to anticipate,” ujar dia.
Kedua, Lab for Future Technology yang bertujuan menghasilkan teknologi masa depan dengan laboratorium khusus. “Kita tidak hanya mempresentasikan karya orang lain, tapi kita ikut menghasilkan produk masa depan,” ucap dia.
Ketiga, Academic Forum for Future Science and Skill. Pilar ini, jelas Widya, akan menawarkan program gelar dan non-gelar dengan fokus pada enam bidang studi, termasuk Islam and the Future pada tingkat S2 dan S3.
Keempat, Creative Power House for Future Ethic and Values Literacy. Widya menjelaskan program ini akan menciptakan materi literasi masa depan, termasuk animasi edukatif.
“Setelah satu tahun kerja keras, satu bulan lalu MoA (dokumen tertulis hubungan kerja sama) telah ditandatangani dan 19 Desember 2023 nanti insyaallah akan diadakan groundbreaking penanda realisasi program MBZ Al Nahyan School of Future Studies,” kata dia.
Widya menyampaikan UNU Yogyakarta juga akan mendirikan School of Future Metallurgy sebagai jawaban terhadap kebutuhan masa depan yang kian elektrifikasi. “Kita tidak puas dengan satu sekolah. Sekolah kedua yang kita bangun adalah School of Future Metallurgy,” tutur dia.
Dia menyoroti masa depan dunia akan dipenuhi dengan penggunaan baterai. Indonesia memiliki potensi besar sebagai penghasil nikel dunia, komponen terpenting dalam baterai.
“Indonesia adalah penghasil seperlima nikel dunia. Selama ini, kita ekspor mentah, diolah di luar negeri oleh barat kemudian kembali dalam bentuk produk,” papar Widya.
UNU Yogyakarta menyadari kebutuhan SDM yang siap untuk terlibat dalam industri ini dengan adanya program pemerintah Indonesia dalam pembangunan smelter nikel terbesar di dunia. Sekolah ini akan bekerja sama dengan investasi pembangunan smelter, mempersiapkan talenta yang dibutuhkan oleh industri tersebut.
“Investasi pembangunan smelter ada komponen pembangunan sekolah untuk menyiapkan talentanya dan pembangunan sekolahnya itu dikerjasamakan dengan UNU Yogyakarta,” ujar dia.
Widya mengumumkan School of Future Metallurgy berada di bawah jalinan kerja sama dengan Tiongkok. Hal itu untuk mengoptimalkan sumber daya dan keahlian dalam menyongsong masa depan yang lebih cerah.
Baca juga: Gus Yahya Singgung Masalah yang Belum Pernah Selesai di Perguruan Tinggi NU |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News