"Program ini merupakan bentuk penguatan karena pesertanya sudah memiliki dasar yang kuat dalam pengambilan fatwa. Di Daarul Ifta', mereka tidak hanya akan belajar lebih lanjut, tapi juga akan memperkenalkan karya ulama Nusantara, bahkan menciptakan karya akademik dalam bahasa Arab," ujar Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf, Waryono Abdul Ghofur, dikutip dari laman kemenag.go.id, Selasa, 13 Februari 2024.
Mereka terbang pada 9 Februari 2024 dari Jakarta ke Mesir dan akan mengikuti program ini hingga 9 Maret 2024. Kasubdit Pendidikan Diniyah dan Ma'had Ali, Mahrus El Mawa, mengungkapkan salah satu persyaratan utama peserta program ini adalah kemahiran berbahasa Arab.
"Hal ini menegaskan bahwa kemampuan berbahasa menjadi kunci penting dalam keberhasilan mengikuti program ini," kata dia.
Salah satu peserta, Gus Anis, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung program beasiswa ini. "Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Kementerian Agama, LPDP, Daarul Ifta', dan semua yang terlibat. Kami berkomitmen untuk memaksimalkan amanah akademik ini," tutur dia.
Pelepasan peserta ditandai dengan doa bersama dipimpin oleh Gus Fadl, KH. Fadlullah dari Pondok Pesantren APIK Kaliwungu Kendal. Doa ini sebagai simbol harapan untuk kesuksesan dan kelancaran program.
Dalam program ini, Kementerian Agama menyediakan layanan maksimal mulai dari transportasi ke bandara hingga pendampingan selama di Mesir. "Kami harus memastikan peserta selamat dan sukses. Jangan sampai ada yang tertinggal, termasuk di toilet," canda Mahrus El-Mawa dalam arahannya.
Salah satu pendamping, Biltiser Bahtiar, merasa bersyukur mengemban tugas ini. "Ini merupakan tugas mulia. Kami berharap dapat menjadi khadim bagi kiai dan Bu Nyai pesantren, semoga mendapat berkah melimpah," ujar dia.
Peserta penerima beasiswa studi dari LPDP mengaku bersyukur dan bersemangat jelang detik detik keberangkatan. "Setelah berdoa bersama 'ya notif... ya notif... ya notif...' berkali-kali, kami bersyukur melihat notifikasi transfer beasiswa," ungkap peserta dengan senyum.
Program ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas pengambilan fatwa di Indonesia tetapi juga memperkuat hubungan ilmiah dan budaya antara Indonesia dan Mesir, serta melahirkan generasi ulama yang mampu berkontribusi dalam dialog keagamaan global.
Baca juga: Pelestari Pengajaran Kitab Kuning, Seleksi Masuk di Ma’had Aly Mesti Ketat |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News