Wakil Rais Aam PBNU KH Afifuddin Muhajir (tengah). DOK Kemenag
Wakil Rais Aam PBNU KH Afifuddin Muhajir (tengah). DOK Kemenag

Pelestari Pengajaran Kitab Kuning, Seleksi Masuk di Ma’had Aly Mesti Ketat

Renatha Swasty • 29 Januari 2024 09:59
Jakarta: Wakil Rais Aam PBNU, KH. Afifuddin Muhadjir, mendorong Ma’had Aly menjadi lembaga pendidikan tinggi pesantren yang terus melestarikan tradisi pengajaran kitab kuning. Hal ini bertujuan menjaga kualitas Ma’had Aly sebagai lembaga yang mencetak ahli ilmu-ilmu agama.
 
“kitab kuning menjadi pembeda antara Ma’had Aly sebagai lembaga pendidikan tinggi pesantren dengan lembaga pendidikan tinggi non pesantren. Dan kitab kuning yang dikaji di Ma’had Aly diutamakan kitab kuning yang lama. Sebab lebih sulit dibandingkan dengan kitab kuning yang ditulis belakangan,” kata Afifuddin dikutip dari laman kemenag.go.id, Senin, 29 Januari 2024.
 
Kiai Afif mengatakan mampu memahami kitab kuning yang sulit lebih memuaskan ketimbang membaca kitab yang mudah. Hal itu juga menjadi bukti yang bersangkutan benar-benar dapat membaca kitab kuning dengan baik.

Peraih gelar doktor honoris causa dari UIN Walisongo Semarang tersebut mengharuskan mahasantri Ma’had Aly menguasai ilmu-ilmu yang mendukung pemahaman terhadap kitab kuning. “Harus menguasai ilmu Nahwu, Sharaf, kalau bisa sekaligus ilmu Balaghah dan kaidah-kaidah Ushul Fikih,” ujar dia.
 
Kiai Afif berpesan agar pengelola Ma’had Aly benar-benar memperhatikan proses seleksi masuk. Proses rekrutmen mahasantri di Ma’had Aly harus menggunakan pendekatan penyaringan, bukan penjaringan. “Artinya harus ada seleksi yang ketat bagi yang hendak belajar di Ma’had Aly. Tidak boleh asal terima,” ujar dia.
 
Mudir Ma’had Aly Zainul Hasan Genggong Probolinggo Jawa Timur ini mengaku sangat berhati-hati dalam menerima mahasantri baru. “Kami benar-benar menerapkan standar yang ketat dalam menyeleksi calon mahasantri. Kalau pendaftar tidak bisa membaca kitab kuning dengan baik, maka kami tidak menerimanya,” ujar dia.
 
Arinal Haq Zakiyyat, mudir Ma’had Aly Amtsilati Jepara Jawa Tengah mengatakan menjaga kualitas Ma’had Aly lebih penting ketimbang mengejar kuantitas.
 
“Semua pendaftar Ma’had Aly Amtsilati harus mampu membaca kitab kuning dengan baik. Kalau pendaftar tersebut tetap hendak kuliah di Ma’had Aly Amtsilati, maka kami wajibkan untuk mengikuti matrikulasi,” beber dia.
 
Baca juga: Kemenag Kumpulkan Pimpinan Pesantren Ma'had Aly se-Indonesia, Bahas Apa?

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan