"Ya mesti gitu, Pemerintah Indonesia mesti aktif. Tidak bisa hanya nunggu ilmuwan diaspora itu pulang," kata Ketua Umum Ikatan Ilmuwan Internasional Indonesia (I-4) periode 2018-2020, Deden Rukmana kepada Medcom.id, Jumat, 9 Juli 2021.
Kalau hanya menunggu dan meminta, menurut Deden para ilmuwan diaspora akan terus mencari kesempatan di negara tempat tinggalnya saat ini. Sebab pada faktanya, setelah memiliki ilmu maka jaringannya juga akan terus berkembang yang membuat ilmuwan diaspora terus berkembang.
Hal ini lah yang membuat ilmuwan sering kali banjir kesempatan dan penawaran untuk berkarya di luar negeri. "Kalau pemerintah diam saja, tidak memanggil dan beri kesempatan, diaspora bakal cari peluang di tempat lain, berkarier di tempat dia sekolah atau cari di tempat lain yang memberi mereka kesempatan," terang Professor and Chairman Department of Community and Regional Planning Alabama A and M University, Amerika Serikat itu.
Menurutnya, ilmuwan diaspora benar-benar harus dijemput, ditawarkan kesempatan juga benefitnya. Diberi penjelasan, misalkan di Indonesia nantinya mereka akan dapat bekerja dan mengembangkan ilmunya.
"Jadi harus dikasih kesempatan, posisi, juga fasilitasnya," tegas Deden.
Baca juga: Ilmuwan Diaspora Diharapkan Berkontribusi bagi Negara
Sebelumnya, Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko berharap peneliti diaspora Indonesia yang berada di luar negeri dapat berkontribusi bagi dunia riset di Indonesia. Kolaborasi peneliti diaspora sangat dinantikan.
"Saya sebagai kepala BRIN banyak berharap agar teman-teman bekerja di Indonesia. Bagaimanapun juga kita butuh teman-teman yang punya jam terbang untuk riil bekerja di laboratorium kita di Indonesia," kata Handoko dalam webinar sosialisasi Seleksi Calon ASN BRIN 2021, Kamis 8 Juli 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News