VDI ChemCar Competition merupakan kompetisi balap mobil prototipe menggunakan reaksi kimia sebagai bahan bakar atau biasa dikenal sebagai Chemical Engineering Car (Chem-E-Car). Team Manager Spektronics ITS, Alifia Salsa Nabila Putri, menuturkan timnya mempersiapkan berbagai inovasi pada mobil Spektronics 26 x PP andalannya untuk berlaga di ajang ini.
Alifia menyampaikan salah satu dari inovasi tersebut terletak pada sistem kelistrikan pada mobil. Tim bimbingan dosen Departemen Teknik Kimia ITS, Rendra Panca Anugraha, ini berhasil meningkatkan konsistensi dan presisi pada proses konversi energi mobil.
“Melalui peningkatan ini, mobil kami dapat mencapai performa yang lebih stabil dan efisien, bahkan dalam kondisi kompetisi yang dinamis,” ungkap Alifia dalam keterangan tertulis yang diterima Medcom.id, Rabu, 13 November 2024.
Baca juga: Top! ITS Sabet Juara Umum Kontes Kapal Indonesia 2024 |
Tim Chem-E-Car pertama di Indonesia ini juga memberikan improvisasi pada air-aluminium battery yang mampu membuat bobot mobil menjadi lebih ringan. Hal tersebut dapat dicapai melalui pengembangan katoda dengan volume lebih kecil, tetapi tetap memiliki daya yang lebih besar dan efisien.
“Hasilnya, tidak hanya mengurangi bobot mobil, inovasi pada air-aluminium battery ini juga membuat baterai dapat beroperasi lebih lama tanpa mengorbankan daya output,” jelas Alifia.
Mahasiswa Departemen Teknik Kimia ITS ini mengatakan kompetisi ini terdiri dari lima tahapan. Tahap pertama, concept vorlage, yaitu tahap penyusunan konsep mobil mulai dari rancangan, reaksi kimia yang digunakan, dan desain konstruksi mobil.
Tahap kedua, safety document, yaitu pengisian semua aspek keamanan dari seluruh komponen dan reaksi kimia yang digunakan serta dilanjut dengan revisi dokumen pada tahap ketiga.
Tahap keempat, Tim Spektronics ITS melakukan presentasi dan safety inspection, yaitu penilaian mobil prototipe pada segi inovasi, teknologi, serta keamanannya. Terakhir, pada tahap kelima adalah race competition.
Pada tahap ini, setiap mobil akan dinilai tingkat akurasinya dengan cara menjalankan mobil tersebut melalui tenaga reaksi kimia untuk mencapai jarak tertentu yang ditetapkan. “Mobil dengan jarak terdekat pada garis finis akan memperoleh poin paling besar,” terang Alifia.
Alifia berharap Tim Spektronics ITS bisa terus berupaya untuk selalu mengembangkan inovasi sebagai katalis inovasi. “Semoga Tim Spektronics ITS dapat melanjutkan langkah di perlombaan internasional lain dan terus memperluas cakupan kompetisi ke depannya,” ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News