Muhadjir mengimbau pemerintah daerah mengedepankan fleksibilitas, dalam menerima siswa baru terdampak gempa dari Palu dan Donggala. “Urusan administrasi dikesampingkan dulu, menyusul nanti. Kedepankan pemenuhan hak anak untuk mengenyam pendidikan,” imbau Muhadjir.
Mendikbud dijadwalkan meninjau beberapa fasilitas pendidikan, serta kondisi peserta didik, tenaga pendidik, dan kependidikan terdampak bencana gempa dan tsunami, di Kota Palu dan Donggala, pada Sabtu, 6 Oktober 2018. Kemendikbud menyiapkan bantuan pendidikan untuk korban bencana.
Bantuan tersebut antara lain, pendirian tenda untuk digunakan sebagai ruang kelas darurat. Sementara pengiriman tim pemulihan trauma trauma healing untuk pendampingan psikologis, rehabilitasi sekolah, dan tunjangan khusus bagi guru yang menjadi korban bencana.
Selain itu, Kemendikbud juga membawa bantuan berupa makanan, perlengkapan kebutuhan dasar, dan pakaian bersih untuk para korban bencana. Saat ini tim Kemendikbud terus melakukan pendataan kerusakan fasilitas pendidikan akibat gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.
Baca: PTN Kerahkan Tenaga Medis Recovery Palu dan Donggala
Sebelumnya, Mendikbud menyatakan setidaknya 600-an gedung sekolah rusak. Sebanyak 3.051 ruang kelas di ratusan sekolah itu mengalami kerusakan, dan 1.460 di antaranya dinyatakan rusak berat.
Gerak cepat penanganan pascagempa dan tsunami diharapkan dapat segera memulihkan kondisi Sulawesi Tengah. Muhadjir berharap agar kegiatan belajar tidak terlalu lama berhenti. "Kelas-kelas darurat akan segera disiapkan bersama dengan berbagai relawan dan lembaga masyarakat," terang Dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News