Ilustrasi. DOK Medcom
Ilustrasi. DOK Medcom

Wacana Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Ini 10 Tokoh yang Sudah Dianugerahi Gelar Tertinggi Bangsa

Renatha Swasty • 23 April 2025 16:37
Jakarta: Baru-baru ini, wacana pengajuan Presiden ke-2 RI Soeharto sebagai Pahlawan Nasional kembali menjadi perbincangan hangat. Nama Soeharto memang tak bisa dilepaskan dari perjalanan panjang Indonesia, terutama dalam hal pembangunan yang terjadi selama 32 tahun pemerintahannya.
 
Namun, pengusulan ini juga memunculkan kontroversi, mengingat banyaknya kritik terkait pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi selama era Orde Baru. Sejarawan Universitas Gadjah Mada (UGM), Agus Budi Wibowo, menyebut pengangkatan seseorang sebagai Pahlawan Nasional tidak hanya dilihat dari jasa yang telah diberikan, tetapi juga dari integritas dan dampak positif jangka panjang bagi bangsa.
 
"Seorang pahlawan adalah sosok yang tidak hanya berjasa, tapi juga memberikan keteladanan yang positif bagi bangsa," ujar Agus.

Soeharto sempat diajukan untuk gelar Pahlawan Nasional pada tahun 2010 dan 2015, namun hingga kini pengajuan tersebut belum diterima. Banyak pihak berpendapat sejarah kepemimpinan Soeharto yang diwarnai oleh pelanggaran HAM dan otoritarianisme membuatnya belum layak disebut sebagai pahlawan.
 
Di tengah perdebatan tersebut, diskursus ini juga membuka kesempatan bagi kita untuk kembali mengenang tokoh-tokoh yang sudah diakui secara resmi sebagai Pahlawan Nasional oleh negara. Berdasarkan data dari Ensiklopedia Pahlawan Nasional Indonesia, tercatat ada 90 tokoh yang telah dianugerahi gelar tersebut. Berikut beberapa di antaranya yang memiliki jejak perjuangan luar biasa:
 
Baca juga: Sejarawan UGM Tanggapi Pengusulan Kembali Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
 

Tokoh yang mendapat gelar Pahlaman Nasional

1. Sultan Agung Anyokrokusumo (1591–1645)

SK Presiden RI No. 106/TK/1975.
 
Sultan Agung adalah penguasa Mataram yang dikenal sebagai tokoh pertama yang melakukan perlawanan serius terhadap VOC Belanda. Ia memimpin dua kali serangan ke Batavia, menunjukkan semangat anti-kolonial yang kuat serta kecintaan terhadap kebudayaan Nusantara.


2. Kapitan Pattimura (1783–1817)

SK Presiden RI No. 087/TK/1973
 
Bernama asli Thomas Matulessy, Pattimura memimpin perlawanan rakyat Maluku terhadap penjajahan Belanda. Ia menolak bekerja sama dengan penjajah meskipun ditawari jabatan, dan akhirnya dihukum mati karena keteguhan hatinya.

3. Pangeran Antasari (1809–1862)

SK Presiden RI No. 06/TK/1968
 
Pangeran dari Kesultanan Banjar yang memimpin Perang Banjar melawan Belanda. Ia menolak segala bentuk kompromi dengan penjajah, dan terus memimpin perlawanan meskipun harus berpindah-pindah wilayah dan akhirnya wafat akibat wabah cacar.

4. Raden Ajeng Kartini (1879–1904)

SK Presiden RI No. 108/TK/1964
 
Pejuang emansipasi perempuan yang memperjuangkan pendidikan bagi gadis-gadis pribumi. Pemikirannya terdokumentasi dalam kumpulan suratnya Habis Gelap Terbitlah Terang, yang menjadi inspirasi perjuangan perempuan Indonesia.

5. Muhammad Yamin (1903–1962)

SK Presiden RI No. 088/TK/1973
 
Tokoh Sumpah Pemuda 1928 yang menyuarakan pentingnya persatuan bangsa dan bahasa. Ia juga berperan dalam perumusan Pancasila serta aktif di berbagai lembaga negara pasca-kemerdekaan.

6. Wage Rudolf Supratman (1903–1938)

SK Presiden RI No. 016/TK/1971
 
Pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya yang pertama kali diperdengarkan dalam Kongres Pemuda 1928. Karya monumental ini menjadi simbol perlawanan dan pemersatu bangsa.

7. Sutan Syahrir (1909–1966)

SK Presiden RI No. 076/TK/1966
 
Perdana Menteri pertama Indonesia dan tokoh pergerakan nasional yang dikenal karena pendekatan diplomasi dan intelektualnya. Ia juga melawan pendudukan Jepang secara rahasia.

8. H. Rasuna Said (1910–1965)

SK Presiden RI No. 084/TK/1974
 
Aktivis perempuan dan tokoh pergerakan Islam yang vokal terhadap ketidakadilan kolonial. Ia pernah dipenjara karena pidato-pidatonya yang membakar semangat rakyat.

9. KH Ahmad Dahlan (1868–1923)

SK Presiden RI No. 657/TK/1961
 
Pendiri organisasi Muhammadiyah, pelopor pendidikan Islam modern yang menyelaraskan nilai keagamaan dan ilmu pengetahuan. Ia memperjuangkan reformasi sosial dan pendidikan di tengah ketertinggalan umat.

10. Maria Walanda Maramis (1872–1924)

SK Presiden RI No. 012/TK/1969
 
Pionir gerakan perempuan di Sulawesi Utara. Ia mendirikan organisasi PIKAT yang fokus pada pendidikan ibu dan anak, serta pemberdayaan kaum perempuan dalam kehidupan sosial.
 
Apakah Soeharto bisa menjadi bagian dari daftar ini? Sejarah yang lebih kompleks tentu membutuhkan pemahaman lebih mendalam, dengan segala pro dan kontra yang ada. Namun, yang pasti, setiap pahlawan telah mengukir namanya di hati rakyat Indonesia. (Antariska)
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan