Skor ini merosot dari tahun sebelumnya. Perilaku koruptif dan mencontek menjadi dimensi yang turut disorot.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menyebut indeks tersebut menjadi alarm bagi dunia pendidikan. Dia menilai dunia pendidikan tengah krisis nilai kejujuran.
"Memang ada alarm ya, ada lampu kuning dari KPK, bahwa kita ini dari sisi kejujuran, itu memang sedang tidak baik-baik saja," kata Mu'ti di Jakarta kepada wartawan, Jumat, 25 April 2025.
Hasil SPI akan menjadi evaluasi bagi kementerian, termasuk lembaga terkait. Mu'ti menegaskan hal yang terjadi tidak bisa dibiarkan.
Terlebih, angka contek-mencontek atau kecurangan di antara para siswa cukup tinggi. Pihaknya akan berupaya memperbaki kondisi tersebut.
"Kami berusaha untuk ke depan memperbaiki agar pendekatan pembelajaran itu lebih menekankan pada hal yang berkaitan dengan penguasaan ilmu, bukan angka-angka," tutur Mu'ti.
Baca juga: Skor SPI Pendidikan 69,50, KPK: Kalau Diacuhkan jadi Malapetaka |
Ketua KPK Setyo Budiyanto mengatakan skor itu didapat dari hasil penilaian sisi karakter, ekosistem, dan tata kelola dunia pendidikan di Indonesia. Setyo berharap angka itu ditindaklanjuti dengan peningkatan integritas di sektor pendidikan secara menyeluruh.
"Indeks ini bukan sekadar angka. Kalau angka ini kita acuhkan, kita biarkan begitu saja, maka bisa menjadi sebuah malapetaka," tegas Setyo di Gedung Dewas KPK, Jakarta Selatan, Kamis, 24 April 2025.
Setyo mengatakan skor itu merupakan angka atas cerminan kejujuran seluruh pelaku di sektor pendidikan. Sikap antirasuah di dunia pendidikan mesti diperbaiki.
"Sehingga hasil SPI pendidikan ini bisa menjadi cermin jujur sekaligus penanda bahwa membangun benteng antikorupsi di dunia pendidikan tak bisa ditunda," ucap Setyo.
KPK mengajak seluruh pemangku kepentingan membuat komitmen peningkatan skor SPI pendidikan untuk periode berikutnya. Survei ini mengikutsertakan 36.888 satuan pendidik di 38 provinsi di Indonesia.
Total, sebanyak 449.865 siswa, mahasiswa, sampai tenaga pendidik diminta mengisi survei ini oleh KPK. Setyo menilai perbaikan nilai penting untuk mencapai mimpi Indonesia Emas.
“Apalagi 20 tahun lagi kita menuju Indonesia Emas 2045, dengan harapan sudah berdaulat, maju, merdeka, modern, dan bisa memperbaiki permasalahan di semua lini. Oleh karena itu, demi tercapainya tujuan tersebut, pendidikan harus menjadi lini terdepan dalam pembentukan karakter antikorupsi,” tegas Setyo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News