Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Bina Talenta Penelitian dan Pengembangan Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan Kemdiktisaintek Karlisa Priandana. DOK Kemendiktisaintek
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Bina Talenta Penelitian dan Pengembangan Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan Kemdiktisaintek Karlisa Priandana. DOK Kemendiktisaintek

AI Tak Bisa Buat Sesuatu dari Nol, Ini Tiga Hal Kurangnya

Renatha Swasty • 22 Mei 2025 18:07
Jakarta: Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Bina Talenta Penelitian dan Pengembangan Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan Kemdiktisaintek Karlisa Priandana menegaskan artificial intelligence (AI) tidak bisa membuat sesuatu dari nol. AI bisa membuat sesuatu karena mengambil dari data-data yang sudah ada.
 
Karlisa menyampaikan terdapat tiga hal yang belum dimiliki oleh AI, yaitu kreativitas, optimisme, dan hati nurani. Sehingga, AI hanyalah alat untuk membantu manusia dalam melaksanakan tugas dan perlu terus didampingi oleh manusia.
 
"AI tidak akan pernah bisa membuat sesuatu dari nol. AI bisa membuat sesuatu karena mengambil dari data-data yang sudah ada, berbeda dengan manusia yang memiliki pengetahuan dan pengalaman. Jadi, AI perlu selalu dituntun oleh manusia agar menjadi 'good AI', dari segi teknologi maupun dari segi kemanusiaan atau etika," ujar Karlisa dalam seminar Artificial Intelligence (AI) di Universitas Bunda Mulia, Serpong dalam keterangan tertulis yang diterima Medcom.id, Kamis, 22 Mei 2025.

Karlisa mengatakan memasuki era kecerdasan buatan yang semakin canggih, penting untuk memastikan AI dikembangkan dan diterapkan secara bertanggung jawab dengan mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan. Dengan cara ini, dapat memastikan AI akan berkembang menjadi alat yang tidak hanya efisien, tetapi juga adil, transparan, dan bermanfaat bagi seluruh umat manusia.
 

"Untuk memastikan AI yang berfokus pada kebaikan sosial dan etika, perlu untuk memperhatikan tujuh hal berikut, yaitu prioritaskan nilai kemanusiaan, human-in-the-loop, penyertaan etika AI dalam kurikulum pendidikan, transparansi dan akuntabilitas, regulasi terkait AI yang adaptif dan inklusif, keadilan dan fokus pada manfaat sosial, serta  kolaborasi multidisiplin," ujar Karlisa.
 
Direktur Data dan Artificial Intelligence Otorita Ibu Kota Negara (OIKN), Adhiguna Mahendra, menyampaikan penggunaan AI sebenarnya sangat luas, tidak terbatas pada membuat foto atau video. Seharusnya, hal ini dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk menghasilkan teknologi yang memudahkan manusia.
 
“AI ini sekarang masih underrated. Kami berharap bisa mengembangkan AI untuk membantu manusia," ujar Adhiguna.
 
Dia mengungkapkan di IKN, pihaknya mengembangkan beberapa sistem pintar seperti gedung pintar, prediksi bencana, transportasi pintar, rumah pintar, sistem kesehatan, keamanan siber, pusat operasi jaringan dan keamanan, manajemen kehutanan, energi baru dan terbarukan, pengawasan, monitoring lingkungan, serta sistem geospasial dan drone.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan