“Anak-anak baru 5 tahun sudah tahu rokok, usia 8-12 tahun anak-anak di kampung saya sudah mengenal rokok dan 12 tahun ke atas dia bilang: ah saya sudah bisa isap rokok, kenapa minum gak bisa?” beber Sam saat berbincang di Sentani, Kabupaten Jayapura, Senin, 26 Mei 2025.
Kondisi lebih parah terjadi di kampung tempat Vina tinggal. Anak-anak SMP sudah merokok hingga minum alkohol. Bahkan, hal itu dilakukan saat jam istirahat sekolah.
Mirisnya, kata dia, sekolah tidak ada ketegasan. Sehingga, anak-anak dengan bebas merokok dan meminum alkohol.
“Kalau jam istirahat itu semua lari ke balai kampung. Mereka isap rokok, minum, baru jalan ke sekolah (setelah selesai istirahat). Ada yang hisap ganja juga,” ungkap dia.
Ketiganya yang merupakan bagian dalam Forum Anak Kampung di Sentani, Kabupaten Jayapura dampingan Wahana Visi Indonesia (WVI) merasa perlu bergerak untuk menuntaskan masalah ini. Mereka sedih melihat teman-temannya terjerumus hal-hal tak baik.
Lewat forum anak kampung, Eva, Sam, dan Yunita kerap melakukan advokasi kepada teman-teman sebayanya. Mereka juga mendorong pengambil kebijakan di kampung untuk membuat kebijakan lebih.
Di kampung tempat Sam dan Yunita tinggal misalnya, mereka usul ke mama kampung agar anak-anak tak diizinkan membeli rokok. Gayung bersambut, mama kampung memberi tahu penjual kios untuk tidak menjual rokok pada anak-anak.
Baca juga: Bergizi dan Berdaya Siswa SD di Sentani dari Sekantung Polybag |
"Kalau sekarang anak kecil dilarang beli rokok, disuruh orang tuanya beli rokok itu tidak dilayani. Jadi, kalau bapaknya mau beli rokok, beli sendiri. tidak suruh anaknya lagi. Jadi mereka (penjual) sudah tahu kalau anak-anak yang datang, bilangnya habis," beber Yunita.
Tak sekadar di kampung tempat tinggal, masalah ini dibawa hingga ke pemerintah daerah. Forum anak kampung membuat Child Led Reasearch (CLR), penelitian anak dilakukan anak untuk anak.
Hasil penelitian menemukan miras dan NAPZA pada anak-anak membuat putus sekolah dan kekerasan. Mereka mengusulkan agar miras dan NAPZA, utamanya toko minuman tidak boleh dijualkan kepada anak di bawah umur.
Apabila dijualkan pada anak di bawah umur mesti ada sanksinya. Misalnya, tokonya ditutup dan sang anak juga mendapat sanksi.
Sayangnya, aspirasi ini belum ada tindak lanjut. Forum anak menilai pemerintah daerah hanya mendengarkan mereka sambil lalu.
"Saya inginnya ada tindak lanjutnya supaya saya punya teman-teman, mereka paham, ngerti. Memang kitong (saya) anak-anak, tapi kitong punya hal yang sama dengan kamu. Jadi, setidaknya harus didengar dan dijawab," kata Sam.
Meski begitu, Eva, Sam, dan Yunita tidak gentar. Ketiganya bakal terus berusaha agar suara mereka didengar hingga pengambil kebijakan berbuat sesuatu terkait miras dan NAPZA pada anak-anak.
Forum anak wadah peningkatan skill
Koordinator Wahana Visi Indonesia (WVI) Area Sentani-Sarmi, Paulus Numberi, menjelaskan anak-anak yang tergabung dalam forum anak dampingan WVI dilatih agar memiliki skill ke depan, di samping kegiatan di daerah dan nasional. Pihaknya merasa perlu mendampingi mereka sebab usianya sudah tidak masuk untuk berkegiatan di rumah baca.Usia anak yang ikut rumah baca mulai 5-11 tahun. Sementara itu, mereka yang berusia 12-18 juga perlu pendampingan agar bisa berdaya.
"Forum anak ini selain pada wadah pengembangan juga untuk mengakomodir adik-adik ini pada usia itu mereka bisa dapat komunitas," tutur dia.
Ada banyak kegiatan yang dilakukan di forum anak, misal latihan TIK, latihan memakai canva, hingga membuat makanan khas daerah Sentani. Termasuk, membuat CLR dari keresahan di kampung tempat tinggal mereka.
Sam mengaku forum anak membuatnya jadi berani berbicara di depan umum. Sementara itu, Yunita menyebut forum anak membuat wawasannya bertambah.
Cara berpikirnya juga dilatih dan jadi lebih berani berbicara di depan umum. "Forum anak mebantu untuk diri sendiri," ujar dia.
Sedangkan Vina mengaku sewaktu belum bergabung dengan forum anak, dia tidak tahu bakat yang dimiliki. Forum anak membuatnya menemukan bakat terpendam itu.
"Saya punya bakat yang selama ini terpendam sekali itu berbicara dengan orang banyak. Saya gabung, akhirnya mulai kentara saya punya bakat untuk bicara," tutur dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News