Kepala Perpustakaan Nasional, Syarif Bando mengatakan, dengan melibatkan peran aktif masyarakat lewat bermacam aktivitas transformasi pengetahuan (transfer knowledge), seperti pelatihan, tutorial, dan pendampingan kegiatan yang memiliki nilai ekonomis, maka akan berdampak pada kesejahteraannya. Ia juga mengatakan, program ini merupakan konsep yang revolusioner.
Sebuah peran yang kini dimainkan perpustakaan untuk menciptakan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang berdaya saing.
"Ilmu-ilmu yang ada di perpustakaan kami bagikan kepada masyarakat luas, termasuk masyarakat yang termajinalkan yang selama ini merasa tak lagi mendapat hak pendidikan karena masalah sosial dan ekonominya," kata Syarif, dalam siaran pers, Senin, 14 Desember 2020.
Baca juga: Tak Serahkan Bukti MoU dengan Sekolah, Ormas POP Dinyatakan Gugur
Syarif menambahkan, Perpusnas memberikan pendampingan pilihan ekonomi masyarakat yang dikehendaki. Pihaknya lalu mencarikan informasi agar bisa dipraktikkan sehingga mampu mendongkrak kemauan dari bawah dan mau berlatih hingga akhirnya mampu membangun usaha mikro sekelas home industry.
"Mereka bisa bangkit dengan mengembangkan usaha sendiri baik satu bahkan dua yang selama ini tidak dibayangkan. Jadi kita ajari yang tak sekadar baca, tapi bisa bertransformasi dan membuka usaha. Baik itu mulai suplier ikan lele, bebek, pengolahan kopi, dan lainnya yang berasal dari alam, maupun buatan," ungkap Syarif.
Menurutnya, peran perpustakaan penting dalam membentuk manusia yang unggul, bersumber pada kedalaman pengetahuan yang dimiliki atau literasi. Literasi yang diperoleh dari keaktifan membaca yang bukan hanya teksual namun sudah mampu memahami konteks.
Kualitas intelektual yang dapat dengan mudah menemukan ide-ide, gagasan atau kreativitas ataupun inovasi baru yang berujung pada kemampuan menciptakan barang dan jasa yang bermanfaat bagi khalayak luas. SDM yang unggul dan berdaya saing adalah keberhasilan dari produk literasi sehingga seseorang bisa menciptakan lapangan kerja sendiri dan meminimalisir penggangguran.
Direktur Agama, Pendidikan, dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas, Amich Alhumami mengatakan, ternyata program literasi dengan berbasis inklusi sosial yang melibatkan semua kelompok masyarakat atau komunitas sangatlah berguna dan membantu masyarakat yang perekonomiannya terdampak pandemi covid-19.
“Mereka yang peduli akan literasi dan mau berubah akhirnya mendapat kesempatan untuk mengembangkan potensi dengan menggali hal-hal penting ke sumber ilmu pengetahuan yang relevan sebagai upaya pemulihan ekonomi di masa covid-19 ini,” jelasnya.
Tentu dengan adanya pendampingan dari Perpusnas dan difasilitasi informasi yang akurat dan pelatihan yang berbasis inklusi sosial, mampu menciptakan SDM unggul, berkualitas dan berdaya saing.
Selain itu menjadi agenda prioritas Bappenas dalam mendorong pembangunan nasional. “Literasi dan transformasi layanan berbasis inklusi sosial masuk pada prioritas nasional SDM yang bernilai dan menjadi bagian yang melekat pada masyarakat. Fokus konsentrasi ini harus terus ditumbuhkan sehingga kita bisa bangkit dari pandemi ini. Sekaligus meningkatkan literasi sehingga pada akhirnya juga meningkatkan kesejahteraan kehidupan masyarakat,” urai dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News