Kerentanan tersebut paling banyak dialami oleh responden anak perempuan yang berada di wilayah kerja DKI Jakarta dan Lombok. Sedangkan Surabaya, mengalami kerentanan yang paling rendah, sebab 67 persen responden mengatakan mendapatkan pengawasan saat menggunakan internet serta penggunaan waktu internet yang cenderung rendah, 61 persen menggunakan internet selama 1-2 jam.
Meskipun keseluruhan responden di Lombok merupakan penerima manfaat langsung program Down to Zero, anak-anak masih mengalami risiko kerentanan dari kekerasan seksual anak online. Di samping itu, terlepas responden anak perempuan yang mengalami kerentanan yang lebih tinggi, 48 persen responden anak perempuan cenderung memilih untuk bercerita ketika mengalami kekerasan selama beraktivitas online.
Teman sebaya menjadi tempat cerita yang lebih sering bagi responden anak perempuan. Sedangkan, responden anak laki-laki lebih banyak memilih bercerita kepada orang tua.
Atas temuan ini, Aliansi Down to Zero merekomendasikan sejumlah hal. Pertama, perlunya penguatan kapasitas kelompok masyarakat/aktivis perlindungan anak berbasis masyarakat, termasuk kelompok anak dan anak muda tentang literasi digital dan permasalahan kekerasan dan eksploitasi seksual anak di ranah daring.
Kemudian, perlunya melengkapi pedoman penyelenggaraan belajar dari rumah dalam masa darurat penyebaran covid-19 dengan materi terkait pencegahan kekerasan dan eksploitasi seksual anak di ranah daring. Lalu, pentingnya pelatihan masif kepada masyarakat, kaum muda, dan anak tentang etika/panduan bermedia sosial.
Tingginya intensitas anak menggunakan internet selama masa pandemi membuat kelompok mereka menjadi lebih rentan terhadap bahaya yang terjadi di ranah daring, salah satunya eksploitasi seksual. Berdasarkan laporan kasus Eksploitasi Seksual Anak (ESA) online yang diterima oleh National Center for Missing and Exploited Children (NCMEC), ESA online mengalami peningkatan selama pandemi covid-19. Pada April 2020, terjadi peningkatan sebanyak dua juta laporan dalam satu bulan dibanding data bulan Maret 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News