Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah (PAUD Dikdasmen) Kemendikbudristek, Jumeri mengatakan, 22 persen orang di Papua pada 2020 terdata sebagai buta aksara. “Buta aksara tertinggi terjadi di provinsi Papua kira-kira 22 persen di tahun 2020,” kata Jumeri dalam peringatan Hari Aksara Internasional, Rabu, 8 September 2021.
Lima provinsi selanjutnya ialah Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi Barat (Sulbar), Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Selatan (Sulsel), dan Kalimantan Barat (Kalbar). Namun Jumeri tidak memaparkaan berapa persen masyarakat di setiap lima provinsi tersebut yang buta aksara.
“Itu menjadi perhatian kita untuk difokuskan program kita pada provinsi-provinsi yang masih tinggi tingkat buta aksaranya,” kata Jumeri.
Dia menargetkan, jumlah penduduk buta aksara di Indonesia harus kurang dari satu persen pada tahun 2024. Jumeri mengatakan, pemerintah akan berupaya untuk mewujudukan target tersebut.
“Pada tahun 2024 target kita kurang dari satu persen, dan menjadi kurang dari setengah persen pada tahun 2030 jadi kira-kira 9 tahun lagi,” kata Jumeri.
Menurut Jumeri target tersebut sangat mungkin untuk dicapai. Hal itu berkaca pada penurunan jumlah kasus buta aksara pada dua tahun terakhir.
Baca juga: Pemerintah Targetkan Angka Buta Aksara di Bawah 1% di 2024
Jumeri menyebutkan, tahun 2019 jumlah penduduk buta aksara usia 15 sampai 59 tahun di Indonesia berada pada angka 1,78 persen. “Kemudian tahun berikutnya, 2020, sudah turun menjadi 1,71 persen,” jelasnya.
Hai Sobat Medcom, terima kasih sudah menjadikan Medcom.id sebagai referensi terbaikmu. Kami ingin lebih mengenali kebutuhanmu. Bantu kami mengisi angket ini yuk https://tinyurl.com/MedcomSurvey2021 dan dapatkan saldo Go-Pay/Ovo @Rp 50 ribu untuk 20 pemberi masukan paling berkesan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News