Tidak jauh beda dengan Idulfitri pada umumnya, hari kemenangan lekat dengan momentum saling memaafkan dan bersilaturahmi. Demikian pula tradisi yang dijalankan oleh Mendikbud, Muhadjir Effendy dalam merayakan hari kemenangan tahun ini.
"Seiring bertambahnya usia, Idulfitri digunakan untuk memperbanyak silaturahmi, terutama dengan keluarga dekat, kerabat, dan sahabat yang lebih tua," kata Muhadjir saat dihubungi di Jakarta, Rabu, 5 Juni 2019.
Baca: Rektor IPB: Lebaran Momen Kumpul dengan Si Sulung dari Amerika
Dalam perspektif yang lebih esoteris, kata Muhadjir, Idulfitri menjadi momentum berharga untuk merajut kembali persaudaraan, menjahit kembali semangat kerukunan dan gotong royong. "Merelaksasi ketegangan sosial setelah mengalami kontraksi akibat kontestasi politik beberapa waktu yang lalu," terang mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini.
Tahun ini, seperti tahun-tahun sebelumnya, ia selalu mengupayakan untuk dapat berlebaran di tanah kelahirannya, Madiun, Jawa Timur. Pada kesempatan itu biasanya ia bersama sanak saudara melacak kembali jejak perjalanan hidup sejak ia masih kecil hingga saat ini.
"Tapi paling ditunggu-tunggu itu ya makan menu khas Pecel Madiun dan ayam panggang yang resep bumbunya diwariskan dari almarhumah ibu saya," tutup Muhadjir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News