PTN tak bisa hanya bergantung pada Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN). Apalagi memberikan beban lebih berat kepada mahasiswa melalui Uang Kuliah Tunggal (UKT).
Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Arif Satria mengatakan, pihaknya pun mengupayakan segala cara untuk menghindari hal tersebut. Salah satu upayanya adalah dengan menjalin berbagai kerja sama, hingga membuka kelas internasional untuk menutupi biaya operasional.
"Untuk menghindari komplikasi terhadap kemungkinan penurunan pendapatan IPB dari SPP tahun 2024 secara keseluruhan, penurunan tersebut perlu di-offset dengan peningkatan jumlah mahasiswa baru jalur kerja sama Beasiswa Utusan Daerah (BUD), dan lain-lain, kelas internasional, profesi dan pascasarjana," kata Arif kepada Medcom.id, Jumat 24 Mei 2024.
Ia pun mengatakan, penerimaan yang bersumber dari UKT mahasiswa di kampusnya terus mengalami penurunan. Hal itu tak lepas dari upaya IPB mengembangkan dan mencari sumber pendanaan alternatif lainnya.
"Rata-rata penerimaan UKT per mahasiswa 2023 sebesar, Rp6.127.000. Sedangkan di 2024 sementara Ro5.637.000," jelas dia.
IPB pun, kata Arif, mampu memperbesar kuota mahasiswa miskin di 2024. Berdasarkan data sementara, total mahasiswa miskin yang kuliah di IPB sebanyak 1.246 atau 35,53 persen dari total mahasiswa yang diterima, meningkat dari tahun sebelumnya.
Baca juga: IPB Berhasil Kurangi Ketergantungan Pemasukan dari UKT Mahasiswa
|
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News