Masing-masing program studi institusi terkait; Program Studi Kriya Seni FSRD IKJ dan Program Studi Kriya ISI Surakarta dilibatkan dalam kegiatan kali ini. Wakil Dekan Bidang Riset, Inovasi dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Nicholas Wila Adi Pratama yang datang ke Solo mewakili FSRD IKJ memaparkan fokus yang menjadi perhatian utama dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Serenan-Klaten adalah Pemberdayaan UMKM.
“Kekuatan ekonomi berbasis UMKM tidak bisa dipandang sebelah mata apabila melihat potensi pasar dan pelaku industri lokal," kata Nicholas, dalam siaran persnya, Senin, 13 Mei 2024.
Menurut Nicholas, produk-produk UMKM Indonesia sudah banyak yang mampu bersaing di pasar nasional maupun internasional. Potensi ini jika dikelola dengan baik akan mendorong kesejahteraan masyarakat.
Melalui workshop keramik di Desa Serenan-Klaten, kami berharap dapat membantu kaum ibu berkontribusi dalam ketahanan perekomian keluarga dimana mereka sebelumnya telah menguasai teknik membatik untuk memenuhi pesanan konsumen dari Solo. "Sedangkan kaum laki-laki telah lama berkecimpung dalam pembuatan mebel berbahan kayu,” ucapnya.
Nicholas mengharapkan tetap berlanjutnya kerja sama antara FSRD IKJ, FSRD ISI Surakarta dan mitra terkait untuk kedepannya. Sehingga kegiatan ini tidak berhenti begitu saja sebagai produk kriya sebagai hasil akhirnya.
Karena kontribusi yang nyata seyogyanya akan mendorong masyarakat untuk berperan dalam melestarikan seni tradisi lokal sekaligus menguatkan UMKM sebagai sebuah kekuatan ekonomi.
Desa Serenan-Klaten dikenal sebagai sentra industri mebel yang penjualannya mencakup lokal dan ekspor ke luar negeri. Industri ini menyerap tenaga kerja kaum laki-laki sebagai mata pencaharian utama, sedangkan kaum perempuan yang merupakan istri para pengrajin mebel mengerjakan batik yang sebatas pada tahap pembuatan klowong (men-canting di atas kain) sedangkan tahap pewarnaannya dikerjakan oleh sentra batik di Solo.
Kontribusi kaum perempuan di Indonesia dalam membantu perekonomian keluarga melalui ketrampilan membatik sesungguhnya tidak bisa dipandang sebelah mata. Posisi ini umum ditemukan pada wilayah-wilayah lain yang kaum perempuannya berkecimpung dalam UMKM dengan tujuan menopang perekonomian keluarga.
Mereka mengerjakannya di sela-sela kesibukan sebagai ibu rumah tangga, seperti membatik, menenun, membuat kue, mengolah jajanan pasar, berdagang dan lain-lain. Pentingnya peran perempuan menjadi perhatian utama dari terselenggaranya workshop keramik sebagai implementasi program Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Serenan-Klaten.
Sehingga diputuskan untuk memberi materi pelatihan dengan media tanah liat sebagai salah satu solusi peningkatan keterampilan yang berkontribusi pada perekonomian lokal. Workshop keramik diselenggarakan di rumah Sunarto di Desa Serenan-Klaten.

Keramik karya Ibu-ibu peserta Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Serenan-Klaten, Jawa Tengah. Foto: IKJ
Pelatihan ini dipandu para pengajar Kriya Seni FSRD IKJ dan Kriya FSRD ISI Surakarta. Ketua Program Studi Kriya ISI Surakarta Afrizal, S.Sn, M.A dan Ketua Program Studi Kriya Seni IKJ, Zamilia.
Kaum ibu yang menjadi peserta workshop adalah Kelompok Pembatik Bengawan Budaya Sortanan, Serenan-Klaten, dengan ketua Rina Widyastuti. Selain kaum ibu, anak-anak pun tertarik mengikuti pelatihan ini melalui bermain-main dengan tanah liat sembari mengolahnya menjadi beragam bentuk sesuai imajinasi kanak-kanak.
Tujuan workshop keramik ini adalah mengenalkan media dan teknik berbeda kepada kaum ibu pengrajin batik di Desa Serenan-Klaten melalui penerapan ragam hias batik di atas keramik.
Dosen-dosen dari kedua institusi memandu para peserta dalam beberapa tahap mulai dari mengenalkan karakter tanah liat yang digunakan untuk pembuatan keramik, dilanjutkan teknik hand-building, kemudian penjelasan mengenai teknik membakar keramik. Teknik mengolah tanah liat (hand-building) yang diajarkan adalah pinching (teknik pijat), sedangkan slabing (teknik lempeng) sebagai bagian dari teknik hand-building diajarkan oleh dosen-dosen Kriya ISI Surakarta melalui cetak press yang prosesnya memakai rolling pin kayu di atas lempengan berbahan MDF dengan permukaan rata.
Ide ragam hias dalam teknik slabing mengambil motif-motif yang biasa terdapat dalam kain batik, antara lain motif kawung. Teknik ini membutuhkan kesabaran sekaligus ketekunan sampai para peserta mampu melekuk lempengan tanah liat yang telah bermotif tersebut menjadi silinder dan bentuk-bentuk sejenis.
Karya keramik yang dibuat para peserta ternyata melebihi ekspektasi para pengajar. Hal ini tampak dari keberanian sekaligus keluwesan tangan kaum ibu dalam bereksperimen dengan tanah liat.
Bentuk-bentuknya begitu kreatif sekaligus detail, sebut saja ketika membuat bentuk dasar mangkuk atau piring, para peserta tak kesulitan dalam mengolah serta menambahkan detail berupa gelombang, sulur-sulur dan bunga-bungaan. “Bisa jadi karena mereka sudah terbiasa merancang motif batik sehingga mereka tak kesulitan dalam bereksperimen meskipun mereka sendiri belum pernah memegang dan mengolah tanah liat," kata Dosen mata kuliah ‘Riset dan Aplikasi Kriya Keramik’, dan ‘Manajemen Produksi Keramik’ Program Studi Kriya Seni FSRD IKJ, Tri Wahyuni.
Baca juga: CiFFest IKJ 2023 Usung 'Fashion Environmental', Desain Baju Ramah Lingkungan |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News