Mahasiswa baru UGM Ni Putu Dinda Regina. DOK UGM
Mahasiswa baru UGM Ni Putu Dinda Regina. DOK UGM

Regina, Anak Pengrajin Bambu dari Buleleng Kuliah Gratis di UGM

Renatha Swasty • 26 Juli 2024 20:09
Jakarta: Ni Putu Dinda Regina, 18, tak berhenti menangis begitu tahu diterima kuliah di kampus Universitas Gadjah Mada (UGM). Regina sudah bersiap melamar kerja bila tak lolos seleksi.
 
Dia tak mau menyusahkan orang tunya yang merupakan pengrajin anyaman sokasi untuk membiayai kuliahnya. Beruntung, guru bimbingan konseling di sekolahnya menyarankan mendaftar kuliah sambil mencari peluang beasiswa.
 
Saran itu pun diambil oleh Regina. Dia diterima di Fakultas Hukum UGM dengan beasiswa UKT Pendidikan Unggul Bersubsidi 100 persen.

Regina mengaku masih merasa seperti mimpi diterima kuliah di Fakultas Hukum UGM. Tidak terbayangkan sebelumnya, seorang anak gadis desa tinggal di pedalaman perbukitan bisa diterima kuliah di salah satu universitas bergengsi di Indonesia.
 
Keluarga Regina tinggal di daerah perbukitan di desa Tigawasa, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali. Daerah ini dikenal sulit air. Setiap harinya, setiap keluarga di desa ini harus mengambil air yang berjarak kurang lebih 5 kilometer.
 
Bahkan, untuk keperluan mandi cuci kakus saja, keluarga Regina masih menggunakan kamar mandi sederhana di luar rumah. Kamar mandi itu hanya mengandalkan dinding dari atap asbes bekas, lantainya dari bata bekas yang disusun seadanya. Lalu sisa pecahan genteng disulap jadi lubang kloset.
 
Saking tidak percaya dirinya, ia sempat menyembunyikan informasi terkait pendaftaran kuliahnya di UGM pada teman-teman di sekolahnya. “Saya enggak kepikiran akan kuliah, maunya bakalan kerja dulu nanti baru mikirin kuliah,” kenang dia dikutip dari laman ugm.ac.id, Jumat, 26 Juli 2024.
 
Regina masih ingat, saat ia menyampaikan maksudnya untuk mendaftar kuliah ke ibunya, Ni Kadek Nely Supriyati, 43. Dia meyakinkan sang ibu agar tidak usah khawatir soal biaya karena ia juga mendaftar beasiswa.
 
“'Nanti pas nggak dapat beasiswa, gimana?', 'Tapi saya mau coba dulu, Bu',” kata Regina menjawab ibunya yang khawatir
 
Sang ibunda tidak pernah melarang keinginan sang anak. Meski dari pekerjaan ia dan suami sebagai pengrajin bambu, hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membeli bensin motor untuk keperluan Regina pergi ke sekolah di SMAN 1 Singaraja yang jaraknya 17 kilometer dari rumah.
 
“Setiap tiga hari sekali dikasih uang Rp50 ribu untuk ganti bensin boncengan dengan teman ke sekolah,” kata dia.
 
Di sekolah, Regina dikenal dengan anak yang cukup cerdas. Selain sering juara kelas, nilai mata pelajaran IPS seperti Geografi dan Ekonomi,  ia selalu mendapat nilai 9.
 
“Selama tiga tahun sering juara 2 dan pernah juara 4 pas di awal, tapi nilai selalu naik terus,” ujar dia.
 
Regina mengandalkan buku-buku LKS yang ia beli di sekolah untuk mendukung belajar. Sedangkan, untuk buku cetak sudah didapatkan dari sekolah gratis.
Adapun untuk belajar, Regina menyempatkan waktu sekitar 1-2 jam menjelang tidur. “Sore hari setelah pulang sekolah, saya membantu ibu buat anyaman. Sekitar jam 8 malam saya mulai belajar dan buka buku,” kata dia.
 
Regina tahu diri tidak menuntut banyak ke kedua orang tuanya. Apalagi sang Ayah, I Gede Suastra Jaya, 44, beberapa tahun lalu pernah terkena serangan stroke ringan. Praktis, pekerjaan yang dilakoni sekarang ini membantu sang istri membuat anyaman dan berjualan bensin eceran di depan rumahnya.
 
Tepat di hari pengumuman kelulusan tiba, Regina masih ingat persis saat pulang sekolah, dia tidak begitu antusias untuk membuka layar ponselnya karena merasa tidak akan lolos. Kalau pun lolos, ia hanya diterima di salah perguruan tinggi negeri di Bali.
 
“Saya enggak yakin bakalan diterima, jadi enggak bilang ke teman-teman, kebetulan waktu itu link web sempat error,” kenang dia.
 
Selang beberapa jam kemudian, Regina mencoba membuka situs pengumuman SNBP. Dia tidak menyangka namanya terdaftar diterima kuliah di prodi Ilmu Hukum UGM.
 
“Saya lolos, Pak,” kata regina pada Ayahnya.
"Lolos di Bali?" tanya ayahnya.
“Nggak, di Jogja,” timpal Regina.
 
Kedua orang tua regina senang bukan kepalang, anaknya sulungnya diterima kuliah di PTN. Saat itu, ayah dan ibunya tampak senang, namun juga tidak bisa menyembunyikan raut sedih di wajah mereka memikirkan soal biaya Regina ketika kuliah kelak.
 
Namun, saat registrasi dan pengumpulan dokumen, sang ibunda, Nely Supriyati, tidak menyembunyikan kebahagiaannya setelah mengetahui anaknya mendapat beasiswa UKT Pendidikan Unggul Bersubsidi 100 persen dari kampus UGM.
 
"Saya bersyukur sekali ia bisa kuliah di UGM, apalagi bisa dapat beasiswa,” katanya.
 
Menurutnya, beasiswa UKT sangat membantu beban ekonomi keluarganya. Nely mengaku dari penghasilan ia dan suami sebagai pengrajin sokasi hanya cukup untuk menyambung hidup dari hari ke hari.
 
Setiap harinya, keduanya dapat menyelesaikan 3-4 anyaman sokasi. Untuk satu sokasi, ia jual ke pengepul seharga Rp20 ribu.
 
Dari satu anyaman sokasi ini, ia mendapatkan keuntungan bersih sekitar Rp15 ribu dipotong dari biaya pembelian bahan baku. “Dalam sebulan, kalau saya dapat Rp500 ribu, kalo bapak dapat Rp1 jutaan. Sekitar Rp1,5 juta berdua,” kata dia.
 
Sebagai orang desa yang tinggal di pedalaman perbukitan, Nely mengaku tidak tahu banyak soal kampus UGM. Yang ia tahu dari televisi atau obrolan dari tetangganya yang menyampaikan, Nely menjadi orang tua beruntung karena anaknya diterima di kampus pilihan.
 
“Katanya dapat sekolah di UGM itu tidak mudah, orang pilihan katanya,” ujar dia.
 
Sebagai orang tua, Nely tidak berharap banyak pada anak perempuannya. Apalagi ia dan suami tidak pernah mengenyam pendidikan tinggi, keduanya hanya sampai lulus SMP. Kini, hanya doa yang ia bisa panjatkan agar Regina bisa meraih mimpi dan cita-cita yang diinginkannya.
 
“Kita tidak bisa beri bekal apa-apa. Semoga ia bisa sukses menuntut ilmu di sana. Semoga apa yang diinginkannya sesuai harapannya,” tutur Nely.
 
Baca juga: Sempat Dapat Ranking 10 Terbawah di SMA, Happy Kerja Keras hingga Diterima UGM Lewat SNBP

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan