Yuk mengenal lebih dalam tentang senyawa alkaloid mulai dari pengertian, karakteristik, struktur, sifat, klasifikasi dan contoh senyawa yang mengandung alkaloid:
Pengertian Alkaloid
Awalnya, metabolit terbagi menjadi dua bagian, yaitu primer dan sekunder. Metabolit primer menghasilkan protein (asam amino), lemak (asam lemak), dan karbohidrat.Sementara itu, metabolit sekunder dihasilkan dari tumbuhan yang merupakan salah satu sumber senyawa alam hayati. Senyawa yang tergolong dalam metabolit ini, salah satunya alkaloid
Mengutip jurnal ilmiah yang disusun Mesy Maisarah, Moralita Chatri, Linda Advinda, Violita yang diunggah pada laman serambibiologi.ppj.unp.ac.id, alkaloid merupakan zat aktif dari tanaman yang berfungsi sebagai obat dan aktivator kuat bagi sel imun dalam menghancurkan bakteri, virus, jamur, dan sel kanker.
Biasanya, senyawa ini banyak ditemukan pada tanaman untuk pengobatan. Contohnya, biji bunga terompet yang bersifat halusinogen, bunga genus vinca untuk pengobatan leukimia dan penyakit kanker lainnya.
Namun, alkaloid jarang ditemukan di hewan. Salah satu hewan yang memilikinya adalah kerang balelo berfungsi sebagai antioksidan.
Selain senyawa ini, flavonoid, terpenoid, steroid, tannin, dan glikosida juga termasuk dalam metabolit sekunder.
Karakteristik
Senyawa alkaloid dapat ditemukan pada bagian tumbuhan, seperti bunga, biji, daun, ranting, akar, dan kulit batang. Senyawa ini berperan sebagai metabolisme dan mengendalikan perkembangan tumbuhan tersebut.Umumnya, alkaloid berbentuk padat seperti kristal dan bersifat basa. Secara luas, senyawa ini sebagai garam organik yang diperoleh dengan ekstraksi bahan tumbuhan menggunakan air yang diasamkan dan dilarutkan.
Selain pengobatan, senyawa ini berfungsi sebagai racun pada tumbuhan untuk melindungi dari serangga dan herbivora, serta mampu memasok nitrogen dan unsur lainnya yang diperlukan.
Alkaloid juga bersifat sebagai antifungi karena mengganggu dan mematikan proses pembentukan dinding sel jamur sehingga menyebabkan jamur tidak dapat berkembang. Komponen kimia berupa glikosida dan resin yang mampu menembus dinding sel jamur tersebut.
Struktur
Unsur penyusun alkaloid terdiri dari karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen. Namun, beberapa alkaloid tidak mengandung oksigen. Contoh strukturnya adalah colchicin, vincamine, trigonelline, octopamine, allantoin, scopolamine, synephrine, atropine, dan yohimbine.Umumnya, alkaloid mengandung atom oksigen berbentuk padat dan bisa dikristalkan, kecuali pilokarpin, arekolin, nikotin, dan koniin cair pada suhu biasa. Terkadang, senyawa ini bisa bersifat basa dan berwarna, seperti berberin, sanguinarin, dan kheleritrin.
Namun, alkaloid yang tidak mengandung oksigen berbentuk cair, mudah menguap, dapat diuapkan dengan uap air, seperti koniin, nikotin, dan spartemne. Di sisi lain, sifat basa tergantung pada keberadaan pasangan elektron tunggal dalam nitrogen.
Sifat
1. Fisika
Atom N dapat berupa amin primer, sekunder, ataupun tersier yang bersifat basa yang tingkatnya tergantung dari struktur molekul dan gugus fungsional. Rata-rata, senyawa ini diisolasi menjadi padatan kristal tak larut dan tidak berwarna.Namun, beberapa senyawa kompleks dapat berwarna, seperti berberin berwarna kuning dan betanin berwarna merah. Sedikitnya, alkaloid berbentuk amorf.
Meskipun pseudo dan proto alkaloid larut dalam air, basa bebas alkaloid hanya larut dalam pelarut organik. Di sisi lain, garam alkaloid quartener sangat larut dalam air.
2. Kimia
Umumnya, alkaloid bersifat basa dan bergantung pada elektron di nitrogen. Jika gugus fungsional berdekatan dengan nitrogen yang melepaskan elektron, ketersediaan elektron pada nitrogen akan naik dan senyawa lebih bersifat basa, seperti gugus alkil.Sebaliknya, gugus fungsional yang menarik elektron, maka ketersediaan elektron akan berkurang dan bersifat netral ataupun sedikit asam, seperti gugus karbonil. Contoh gabungan kedua gugus fungsional tersebut adalah senyawa yang mengandung gugus amida.
Alkaloid disebabkan oleh kebasaan yang sangat mudah dekomposisi, terutama panas dan sinar dengan adanya oksigen. Reaksi ini sering menghasilkan N-oksida. Namun, dekomposisi sering dicegah oleh senyawa organik (tartarat, sitrat) ataupun anorganik (asam hidroklorida atau sulfat).
Klasifikasi
Mengutip jurnal ilmiah yang disusun Mesy Maisarah, dkk, alkaloid terbagi menjadi heterosiklik dan non-heterosiklik berdasarkan jenis ikatan di atom nitrogen. Atom N pada non-heterosiklik berupa primer (meskalin), sekunder (efedrin), tersier (atropin), dan kuartener (tubokurarin).Sementara itu, alkaloid heterosiklik bisa diklasifikasikan berdasarkan struktur cincin, di antaranya pirol atau pirolidin (higrin), pirolizidin (seneklonin), piridin dan piperidin (piperin, lobelin), tropan (kokain), kuinolin (kuinin, kuinidin), aporfin (boldin), kuinolizidin (spartein), indol atau benzopirol (ergomentrin), indizilidin (swainsonin), imidazol (pilokarpin), purin (kafein), steroidal (solanidin), dan terpenoid (akonitin).
Alkaloid juga dapat dibagi terbagi menjadi 14 kelompok berdasarkan kesamaan struktur kimianya, yaitu Pirolidin, Piperidin, Piridin, Indolizidin, Quinolizidin, Pirolizidin, Indol, Imidazol, Quinolin, Isoquinolin, Purin, Quinazolin, Tropan, dan Phenethilamina. Namun, jenis yang paling banyak ditemukan dalam suku Lauraceae adalah alkaloid jenis isoquinolin, termasuk aporphina, proaporphina, dan oksoaporhija.
Selain itu, alkaloid dapat digolongkan berdasarkan biosintesis asam amino sebagai berikut:
1. True alkaloid
Golongan ini turunan langsung dari asam amino. Biasanya, bersifat beracun dan mengandung nitrogen dalam cincin heterosiklik Contohnya adalah Quinine, Morphine, dan Atropine.2. Pseudo alkaloid
Golongan ini tidak diturunkan oleh asam amino, tetapi dari prekursornya asam amino. Biasanya, bersifat basa dan ada dua jenis, yaitu alkaloid steroid dan alkaloid purin. Contohnya alkaloid steroid adalah konesin, sedangkan alkaloid purin adalah kafein, teobeomin, dan teofilin.3. Proto alkaloid
Golongan ini tidak memiliki atom nitrogen di cincin heterosiklik dan dibiosintesis dari asam amino dan bersifat basa. Contohnya adalah Mescaline, Ephedrine, dan N,N Dimethyltryptamine.Contoh alkaloid
Ternyata senyawa ini bermanfaat bagi manusia, ada dua contoh tumbuhan yang mengandung alkaloid, yaitu cocae folium atau dikenal nama latin tanaman asal erythroxylum coca. Simplisia ini berfungsi sebagai stimulan. Selain itu, ada caricae folium yang dikenal sebagai carica papaya juga memiliki fungsi untuk anti demam.Itulah penjelasan soal alkaloid. Semoga informasi ini bermanfaat yaa. (Theresia Vania Somawidjaja)
Baca juga: Apa itu Ion? Pengertian, Karekteristik, dan Contoh Ikatannya |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News