Dampaknya, kata dia, bisa terjadi atau dirasakan setidaknya setelah lima tahun bahkan lebih. Dia mengambil contoh pergantian kebijakan kurikulum.
Tak dapat dipungkiri, selama ini ganti menteri kerap diikuti ganti kurikulum. Anies mengatakan ketika pergantian kebijakan kurikulum terlalu cepat, sejatinya tak ada kurikulum yang berhasil dijalankan dan dirasakan.
"Kalau pendidikan itu perlu periode yang panjang," kata Anies di acara Desak Anies Yogyakarta (Edisi Pendidikan) dalam YouTube Anies Baswedan dikutip Rabu, 24 Januari 2024.
Anies menegaskan hal itu tak bisa dilanjutkan. Sebab, kebijakan pendidikan tak bisa berubah-ubah laiknya kebijakan ekonomi.
Hal itu bisa dinilai lewat World Economic Forum yang digelar setiap tahun. Sementara itu, World Education Forum diselenggaran 15 tahun sekali.
"Jadi, pertemuan pendidikan dunia itu 15 tahun sekali. Disepakati, lalu 15 tahun dijalani. Kalau World Economic Forum, ketemunya setahun sekali. Sekali bikin, habis itu pulang pada bikin kebijakan-kebijakan. Karena bisa diubah cepat. Tapi kalau pendidikan, tidak," papar Anies.
Anies memastikan bila terpilih sebagai presiden tak ingin mengubah total kurikulum. Melainkan, mengevaluasi dan memperbaiki kurikulum yang sudah ada.
"Karena itu jangan diotak-atik seperti kita mengotak-atik kebijakan ekonomi. Siapkan dengan benar, koreksi yang kurang, tapi jangan bongkar pasang. Insyaallah pendidikan kita akan maju," ujar Anies.
Baca juga: Apa pun Kurikulumnya, Tingkatkan Kompetensi dan Kurangi Beban Administasi Guru |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News