Ketua Dewan Guru Besar (DGB) UGM, Baiquni, mengatakan Soemardi merupakan sosok guru dan teladan bagi mahasiswa serta koleganya semasa hidupnya.
“Beliau menjadi guru dan teladan bagi kita semua. Segenap amalan ilmu dan karya beliau, Insyaallah menjadi ladang ibadah bagi pengembangan ilmu pengetahuan kesehatan masa depan. Semoga kita semua dapat mengembangkan pengetahuan dan melanjutkan karya serta inovasi beliau di masa-masa mendatang,” kata Baiquni dikutip dari laman ugm.ac.id, Selasa, 10 Juni 2025.
Soemardi dikukuhkan sebagai Guru Besar pada 12 Juni 2006 atau 19 tahun lalu dengan judul pidatonya "Perubahan Orientasi Perlindungan Hutan dalam Perkembangan Pengelolaan Hutan". Salah satu catatan penting yang disampaikan Soemardi ketika itu adalah perlunya dibangun persepsi dan dialog pengelolaan hutan di masa depan.
Dalam pidatonya, Soemardi menegaskan bila jumlah penduduk meningkat, kebutuhan akan hasil hutan juga meningkat. Akibatnya, semakin banyak sumber daya hutan yang dimanfaatkan.
Baca juga: Guru Besar UGM Prof. Kodiran Meninggal Dunia
|
Pemanfaatan hutan selalu menimbulkan dampak berupa deforestasi. Adanya peningkatan permintaan hasil hutan dan pemanfaatan hutan lainnya akibat laju pertumbuhan penduduk dan peningkatan tuntutan kesejahteraan masyarakat merupakan tantangan tersendiri pengelolaan hutan di masa depan.
Oleh karena itu, kerusakan-kerusakan hutan yang terjadi sampai saat ini tampaknya menjadi tantangan apakah di masa mendatang akan mampu dikelola dengan baik.
Prof. Soemardi lahir di Madiun pada 16 Januari 1944. Almarhum menempuh pendidikan sekolah dasar hingga menengah di Sekolah Rakyat N Tinap, SMP N Maospati, dan SMAN I Madiun.
Soemardi menyelesaikan pendidikan master di The University of Melbourne, Australia dan pendidikan S3 di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News