Lebih dari 1.000 mahasiswa hadir dengan antusias menunggu kedatangan Paus Fransiskus yang melintas di depan kampus menuju GBK guna melangsungkan Misa Akbar.
“Kunjungan Apostolik Bapa Suci Paus Fransiskus ke Indonesia adalah momen bersejarah. Tidak hanya memberi inspirasi persaudaraan sejati dan perdamaian, kunjungan beliau secara khusus sangat bermakna bagi Atma Jaya, sebuah Institusi Pendidikan Tinggi dengan kepedulian serius pada pendampingan orang muda, serupa dengan teladan yang diberikan oleh Bapa Suci kepada Kita,” ujar Agustina Nurcahyanti, University Secretary, Unika Atma Jaya, dalam siaran persnya yang diterima, Jumat, 6 September 2024.
Lebih lanjut dijelaskan, antusias ini bukan hanya lahir dan dirasakan oleh Komunitas Atma Jaya (Dosen, Karyawan, dan Mahasiswa) yang beragama Katolik, tetapi juga dirasakan oleh seluruh Komunitas Atma Jaya dari berbagai latar belakang agama.
“Mahasiswa, dosen, dan karyawan yang turut dalam semarak menyambut Paus di depan kampus adalah mereka yang berasal dari latar belakang agama bukan Katolik. Semangat toleransi dan inklusivitas dihidupi oleh warga Atma Jaya. Mereka juga sangat antusias dengan moment bersejarah ini,” sambung Agustina.
Di kesempatan yang sama, Kepala Biro Kemahasiswaan dan Karier, Corry Korita Neryceka menyampaikan, dalam semarak menyambut Bapa Suci, kampus juga menyiapkan “pohon doa” di mana mahasiswa, dosen, dan karyawan diajak untuk menuliskan doa dan harapan yang lalu digantung di pohon tersebut.
“Kehadiran pohon sebagai tanda kepedulian komunitas kampus dalam menciptakan bumi dan lingkungan yang baik. Pohon Doa selanjutnya akan ditanam di area Ruang Terbuka Hijau (RTH) Unika Atma Jaya yang sedang dalam proses akhir revitalisasi, dengan harapan doa-doa dan harapan baik itu akan terus hidup dan tinggal bagi Atma Jaya,” ujar Corry.
Unika Atma Jaya berharap melalui kunjungan apostolik Paus Fransiskus ini, kita menyadari pesan perdamaian, persatuan, inklusif, dan pola pikir progresif. Tidak hanya bagi umat Katolik tetapi bagi seluruh lapisan masyarakat dari berbagai latar belakang suku, agama, dan ras.
"Dengan itu, kita membawa kebaikan bagi Indonesia dan dunia," tutupnya.
Baca juga: Catat! Ini 7 Dokumen Penting yang Harus Disiapkan untuk Study Abroad
|
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News