Seorang guru tengah mengajarkan siswanya di muka kelas, MI/Gino Hadi.
Seorang guru tengah mengajarkan siswanya di muka kelas, MI/Gino Hadi.

Organisasi Guru Akui Minat Milenial Jadi Guru Surut

Intan Yunelia • 08 Mei 2019 02:30
Jakarta:  Ikatan Guru Indonesia (IGI) mengakui, bahwa minat generasi milenial memilih guru sebagai profesi masa depan merosot tajam.  Berdasarkan angket Ujian Nasional (UN) yang disebar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) kepada sejumlah responden, hanya 11 persen di antaranya peserta UN yang memilih menjadi guru sebagai profesi di masa depan.
 
Ketua Umum IGI, Muhammad Ramli Rahim bahkan menilai angka 11 persen tersebut pun terhitung tinggi.  Sebab menurutnya, dalam kenyataannya persentase minat anak muda jadi guru berada di bawah 10 persen.  "11 persen sebenarnya sudah lumayan besar, harusnya di bawah 10 persen," kata Ketua Umum IGI, Muhammad Ramli Rahim kepada Medcom.id, Rabu, 8 Mei 2019.
 
Penurunan minat generasi muda terhadap profesi guru, menurut Ramli terus merosot.  Sebab di 2006-2010 profesi guru sempat jadi primadona.  Ditunjukkan dengan tingginya minat calon mahasiswa baru yang mendaftar di prodi-prodi pendidikan.

"Bahkan kala itu prodi pendidikan matematika sempat sejajar dengan peminat di prodi kedokteran.  Namun kini peminatnya semakin surut," tegas Ramli.
 
Baca:  Milenial Pilih Jadi Youtuber Daripada Guru
 
Di era 2006-2010 itu, minat menjadi guru tinggi karena saat itu ada Undang-undang Guru yang mengatur soal Tunjangan Profesi Guru (TPG) yang berdampak pada meningkatnya kesejahteraan guru.  "UU nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen yang menaikkan status guru menjadi profesi dan diberi penghargaan berupa TPG," papar Ramli.
 
Salah satu penyebat turunnya minat generasi muda menjadi guru, kata Ramli, karena faktanya peluang menjadi guru profesional di Tanah Air semakin kecil,  Pemerintah hanya memanfaatkan guru sebagai tenaga honorer dan PTT dengan bayaran murah dan tidak memanusiakann guru. 
 
"Mereka berpikir buat apa menjalani profesi yang tidak memanusiakan,” lanjut Ramli. 
 
Namun di sisi lain, Ramli juga menilai hasil angket UN Kemendikbud itu ada nilai positifnya. 
Banyaknya siswa bercita-cita untuk menjadi pengusaha dan Youtuber adalah satu hal baik. Setidaknya secara ekonomi mereka dapat meraih penghasilan yang menjanjikan dibanding profesi guru.
 
“Saya pikir hasil (survei angket UN) itu justru perlu disyukuri. Artinya sudah begitu besar kesadaran siswa SMA untuk menjadi pengusaha,” terang Ramli.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan