Pada ketiga hari ini, umat Islam diperbolehkan untuk menyembelih hewan kurban. Bagaimana asal usul Hari Tasyrik? Lalu apa amalan dan mengapa tidak boleh berpuasa?
Yuk kita kupas lebih dalam soal Hari Tasyrik berikut ini:
Asal usul Hari Tasyrik
Wakil Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM PBNU), Ustadz Alhafiz Kurniawan, menjelaskan Hari Tasyrik merujuk pada kata Tasyriq yang berarti penghadapan ke arah timur (arah sinar matahari). Dia mengutip pandangan Ibnu Hajar Al-Asqalani, yang mengatakan terdapat banyak pendapat ulama terkait alasan dinamakannya Hari Tasyrik.
Sebagian ulama menyatakan tiga hari itu disebut Hari Tasyrik karena orang-orang menjemur daging kurban di waktu tersebut dengan menjadikannya dendeng dan menghamparkan di bawah terik matahari.
"Lain pendapat mengatakan, Hari Tasyrik dinamai demikian karena hewan kurban tidak disembelih kecuali setelah matahari memancarkan sinarnya," kata Alhafiz dikutip dari laman nu.or.id, Rabu, 19 Juni 2024.
Ulama lain berpandangan disebut Hari Tasyrik karena salat Iduladha dilaksanakan ketika matahari memancarkan cahaya. Sedangkan, ulama yang berbeda mengatakan Tasyrik adalah takbir pada setiap selesai salat.
Dilarang berpuasa pada Hari Tasyrik
Melansir mui.or.id, larangan puasa di Hari Tasyrik disebabkan waktu tersebut sangat dianjurkan untuk menikmati berbagai hidangan dan olahan dari daging kurban. Dalam hadisnya, Rasulullah pernah mengabarkan terkait larangan ini sebagai berikut:
“Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu anhuma, keduanya berkata: “Tidak diperkenankan untuk berpuasa pada hari Tasyrik kecuali bagi siapa yang tidak mendapatkan hewan qurban ketika menunaikan haji.” (HR. Bukhari, no. 1859)
Pada kesempatan lain Hari Tasyrik juga disebut juga dengan hari untuk makan dan minum. Rasulullah bersabda:

“Dari Uqbah bin Amir, bahwa Rasulullah ? bersabda: “Hari Arafah, hari Idul Adha, dan hari Tasyrik adalah hari raya kita pemeluk agama Islam, serta merupakan hari-hari untuk makan dan minum.” (HR. An-Nasa’i, no. 2954)
Pada Hari Tasyrik umat Islam dianjurkan memperbanyak amal ibadah seperti berzikir, berdoa, serta menyembelih hewan kurban. Perintah untuk berkurban tersebut termaktub dalam surat al-Kautsar ayat 2 berikut:

“Maka, laksanakanlah saalat karena Tuhanmu dan berkurban lah!”
Amalan di Hari Tasyrik
Meski dilarang berpuasa, terdapat amalan-amalan lain yang dapat dikerjakan umat Islam di Hari Tasyrik. Berikut amalan yang dapat dilakukan di Hari Tasyrik dikutip dari laman nu.or.id:1. Memperbanyak takbir
Amalan memperbanyak membaca atau mengumandangkan lafal takbir ini dikemukakan Imam Bukhari dengan mengutip sahabat Ibnu Umar dan Abu Hurairah yang bertakbir pada Hari Tasyrik. Ia juga meriwayatkan Muhammad bin Ali yang bertakbir setelah melaksanakan saalat sunnah.2. Memperbanyak tahlil dan tahmid
Bacaan tahlil dan tahmid adalah amalan yang penting dilakukan di hari Tasyrik. Sebagaimana yang dikemukakan Ibnu Hajar Al-Asqalani dengan mengutip riwayat hadis yang menganjurkan umat Islam untuk membaca tahlil, tahmid, dan takbir.3. Beragam jenis amal ibadah
Abi Jamrah menegaskan amal apa pun yang dikerjakan pada Hari Tasyrik nilainya lebih utama daripada amal yang sama di luar hari tersebut. Pandangan ini juga dikutip Imam Ibnu Hajar Al-Asqalany.Itulah penjelasan soal Hari Tasyrik, mulai dari asal usul, penjelasan larangan puasa, hingga amalannya. Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca juga: Niat Puasa Sunnah Bulan Dzulhijjah Lengkap dengan Bacaan Latin dan Artinya |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News