Terutama pada sekolah Non RTO (Real Time Online) yang membuka pendaftaran setelah sekolah-sekolah lain selesai menyelenggarakan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online sehingga berpotensi mendapatkan murid-murid 'limpahan' yang sudah tidak diterima sekolah-sekolah lain.
Dalam upaya merespons keresahan tersebut, Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) mengundang guru-guru dari sekolah Non RTO di kota Yogyakarta untuk memantik perubahan lewat Workshop Gerakan Sekolah Menyenangkan "Meraih Meraki di Kota Yogyakarta." Acara ini dilaksanakan pada 4 Desember 2023 di aula SMKN 6 Yogyakarta dengan dihadiri 120 guru dari 50 sekolah Non RTO kota Yogyakarta.
Pendiri Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) sekaligus dosen Fakultas Teknik UGM, Muhammad Nur Rizal menunjukkan bagaimana realitas ini sungguh tidak adil bagi kaum yang termarjinalkan. Rizal memaparkan, terkait kemajuan teknologi saat ini, seperti Elon Musk, pendiri SpaceX, menyatakan, dalam kurun waktu 5 tahun lagi manusia bisa berkunjung ke Planet Mars.
Akan tetapi, di sisi lain terlihat kesenjangan yang semakin menguak ke permukaan karena pada akhirnya hanya orang-orang yang mempunyai sumber kapita tinggi yang bisa menikmati berbagai inovasi itu. "Kira-kira siapa yang akan menikmati kemajuan-kemajuan tersebut?” Tentu saja orang-orang yang bisa menikmatinya adalah masyarakat dari kelas atas yang mampu berpikir kritis dan memiliki sumber kapita yang tinggi," tanya Rizal kepada audiens, dalam siaran persnya di Jakarta, Rabu, 6 Desember 2023.
"Lalu bagaimana caranya masyarakat dari kelas bawah bisa menang? Caranya adalah dengan menumbuhkan kebahagiaan dalam berbagai aspek termasuk pendidikan," imbuh Rizal
Menurut Rizal, kebahagiaan ini yang luput dari pendidikan di Tanah Air. Data yang ditemukan di lapangan menunjukkan angka hampir 87 persen dari mereka tidak lulus SD hingga SMA dan bahkan hanya 13 persen saja yang bisa lulus D3 hingga sarjana.
Salah satu cara untuk mengubah topografi tersebut adalah dengan menjadikan sekolah-sekolah Non RTO yang terabaikan menjadi sekolah yang menyenangkan untuk belajar. "Oleh karena itu, salah satu sorotan utama acara ini adalah mengenai peran guru dalam membangun suasana kelas yang menyenangkan bagi siswa sehingga mereka merasa senang dan dihargai di sekolah," terang Rizal.
Suasana tersebut diharapkan dapat mengurangi kasus bullying, kekerasan, ketidak-aktifan di sekolah, dan perilaku tidak baik lainnya yang menjadi persoalan utama pada sekolah-sekolah Non RTO. Rizal mencoba memberikan perbandingan dengan memaparkan kondisi sekolah di Australia.
"Ciri sekolah di Australia, apabila guru bertanya sontak para siswa berebut untuk menjawab," ungkapnya.
Menurutnya, cara menjadi guru yang baik salah satunya adalah dengan menjadi guru yang tidak hanya mengajarkan teori, tetapi membangun pembelajaran yang bersikap reflektif dan inventif. Guru bisa melakukan proses pembelajaran dengan mengajak para siswa berdialog, tidak hanya mengajarkan teori-teori yang tertulis dalam buku pelajaran saja.
Rizal berharap, akan terlahir perubahan pendidikan dari sekolah pinggiran. "Walaupun dari sekolah yang dicap tertinggal, tetapi kita harus memiliki kepercayaan diri yang tinggi untuk bermimpi dan memiliki masa depan yang baik," terangnya.
Para guru SD dari sekolah-sekolah pinggiran di Kota Yogyakarta yang datang ke workshop terlihat sangat antusias untuk mengikuti kegiatan ini. Beberapa dari mereka dengan sukarela menyampaikan pengalamannya dalam melaksanakan kegiatan belajar yang menyenangkan di sekolahnya dan apa saja tantangan yang mereka hadapi selama ini.
Para Guru SD dari sekolah non-RTO di kota Yogyakarta yang datang ke workshop terlihat sangat antusias untuk mengikuti kegiatan ini.
Guru-guru tersebut bahkan meminta agar kegiatan ini tidak hanya berhenti di workshop saja, tetapi mengharapkan cara untuk menjaga perubahan ke arah kebaikan ini terus berlanjut sehingga tercetuslah keinginan mereka untuk mendirikan komunitas belajar GSM yang lebih luas dengan melibatkan lebih banyak guru.
Tak hanya itu, beberapa peserta khususnya kepada sekolah memiliki keinginan untuk menjadikan kota Yogyakarta menjadi Kampung Gerakan Sekolah Menyenangkan. Yaitu kampung di mana sekolah-sekolah non-RTO bertransformasi menjadi sekolah dengan lingkungan belajar berskala internasional sehingga anak-anak dari keluarga miskin dapat menikmati sekolah ala luar negeri.
| Baca juga: Skor PISA Indonesia-Palestina Terpaut Tipis, Kemampuan Matematika Setara |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id