Manajer Kebijakan Publik SMRC Tati D Wardi menjelaskan, sebanyak 87 persen dari total responden merupakan orang yang memiliki anggota keluarga yang masih sekolah atau kuliah. Dari jumlah itu, 67 persen di antaranya menyatakan biaya belajar daring memberatkan.
"Yang menyatakan sangat dan cukup berat ada 67 persen, yang tidak berat atau sedikit berat 32 persen, sisanya satu persen tidak menjawab," ujar Tati pada diskusi daring, Selasa, 18 Agustus 2020.
Tati menyebut, keberatan ini dilandasi oleh besaran biaya belajar online. Ada 47 persen responden mengaku keberatan mengeluarkan biaya rata-rata lebih dari Rp100 ribu untuk belajar daring per bulan. Sedangkan, 52 persen responden lainnya mengaku keberatan mengeluarkan biaya belajar daring sebesar Rp100 ribu per bulan.
"Sementara satu persennya tidak memberi jawaban," jelas Tati.
Baca: Survei: 92 Persen Siswa Terkendala Saat Belajar Online
Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Komisi X DPR, Hetifah Sjaifudian mengatakan pemerintah harus bisa memberikan akses internet secara mudah dan murah kepada peserta didik. Dia mendorong Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) serta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) segera mencari solusi. Internet sudah jadi kebutuhan paling mendasar bagi para pelajar di masa pandemi.
SMRC menyatakan, jajak pendapat ini melibatkan 2.201 responden. Survei dilakukan melalui panggilan telepon karena menimbang aspek metodologis dan social distancing. Responden berusia 17 tahun ke atas dan dipilih secara acak dengan jumlah proporsional menurut provinsi untuk mewakili pemilih nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News