Ilustrasi. Foto: MI/Arya Manggala
Ilustrasi. Foto: MI/Arya Manggala

Kemendikbud Minta Pemda Fasilitasi Rapid Test Sebelum Buka Sekolah

Ilham Pratama Putra • 13 Agustus 2020 21:39
Jakarta:  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengimbau pemerintah daerah memfasilitasi sekolah-sekolah untuk melakukan rapid test covid-19 sebelum pembukaan sekolah.  Praktik baik ini telah dilakukan oleh sekolah yang berada di Pontianak, Kalimantan Barat. 
 
Sebelum membuka sekolah, Gubernur Kalimantan Barat melakukan rapid test secara random di wilayahnya.  "Siswa SMA ada 14 peserta didik dan delapan orang guru di SMA Pontianak, itu dinyatakan reaktif covid-19. Jadi yang terjadi di Pontianak, ini adalah contoh praktik baik dari  proses persiapan menghadapi pembukaan tatap muka," ujar Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah (PAUD Dikdasmen), Kemendikbud, Jumeri, saat Bincang Sore tentang Implementasi Revisi SKB Empat Menteri, Kamis, 13 Agustus 2020.
 
Dalam situasi seperti itu, akhirnya Pemda Pontianak tidak memberikan izin kepada sekolah untuk menggelar pembelajaran tatap muka. Hingga saat ini, Pontianak juga belum memberi izin sekolah untuk menggelar pembelajaran tatap muka di sekolah.

"Itu (rapid test)  dalam situasi persiapan membuka sekolah, artinya sekolah belum beroperasi. Nah, jika diketahui ada yang reaktif maka pembukaan tatap muka bisa ditunda. Dan di Pontianak ini belum sempat dibuka," tegas Jumeri.
 
Baca juga:  Dana BOS Boleh Digunakan untuk Rapid Test
 
Lebih lanjut, untuk masuk sekolah, pihak satuan pendidikan diminta menjalankan protokol kesehatan yang telah ditetapkan Kemendikbud. Sesuai dengan apa yang telah ditetapkan revisi Surat Keputusan Bersama (SKB) empat Menteri tentang pembelajaran selama pandemi.
 
Terkait kesiapan tersebut, Kemendikbud meminta daftar periksa protokol kesehatan untuk betul-betul dipenuhi. Sebab, pihaknya mengakui, jika masih ada sekolah di zona hijau dan kuning yang belum menyerahkan daftar periksa mereka saat membuka sekolah.
 
"Memang tidak 100 persen yang memenuhi daftar periksa. Berarti masih ada risiko yang harus kita waspadai, karenanya kami juga meminta pada dinas pendidikan untuk berkoordinasi dengan puskesmas dan rumah sakit untuk bisa membantu. Sekolah supaya diminta menyediakan ruang isolasi apabila anak mengalami sakit dengan demam tinggi, batuk-batuk pilek, maka dia bisa diisolasi di ruang tersebut," tambah jumeri.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan