Karena bersifat zoonosis, Leptospirosis dapat menyerang hewan ke sesamanya, lalu dari hewan ke manusia, maupun sebaliknya.
Dosen Divisi Mikrobiologi Veteriner SIKIA Universitas Airlangga (Unair) Ratih Novita Praja drh MSi menyebut sebenarnya tidak semua tikus membawa leptospirosis pada tubuhnya. Tapi, pada lingkungan yang basah dan memiliki air menggenang patut curiga terdapatnya kencing tikus yang mengandung leptospirosis.
Karena itu, hewan maupun manusia yang memiliki luka terbuka harus lebih waspada menghindari tempat semacam itu. “Tidak semua tikus membawa leptospirosis, tapi kita tetap harus mewaspadai tikus yang kencing sembarangan,” kata Ratih, dilansir dari laman Unair, Sabtu, 18 Maret 2023.
Daerah Peternakan
Tak hanya menyerang manusia, hewan pun dapat terserang infeksi Leptospirosis. Daerah peternakan dengan lingkungan yang becek dan lembab dapat meningkatkan risiko potensi penularan leptospirosis pada hewan dari air yang ada.Gejala klinis pada hewan yang terjadi mulai pyrexia, Hemolytic anemia, hingga jaundice yang khas apabila organ hepar terdampak. Bahkan infeksi pada babi dapat mengakibatkan terjadinya gangguan reproduksi akut.
“Pada babi dapat menyebabkan kegagalan reproduksi, mirip dengan infertilitas dan keguguran sporadis,” ungkap Ratih.
Hewan Peliharaan
Tidak hanya menyerang hewan ternak, Leptospirosis juga berpotensi menyerang hewan peliharaan di rumah. Anjing memiliki gejala klinis yang terlihat serupa pada manusia.Salah satu yang terlihat adalah terdapatnya pigmentasi warna kuning pada bagian luar kulit maupun gusi. “Cara melihatnya bisa melihat dari terjadinya ichterus (Penyakit kuning) pada bagian gusi,” tuturnya.
Berbeda dengan anjing, kucing dianggap memiliki resistensi terhadap leptospirosis. Namun, keberadaan infeksi Leptospirosis dapat terbukti dengan uji PCR terhadap air kencing.
Leptospirosis dapat menyebabkan manifestasi klinis yang luas antara sedang hingga akut. Dengan masa inkubasi dalam hitungan minggu, dalam sebulan tubuh akan merespons untuk merangsang pembentukan antibodi.
“Inkubasi leptospirosis biasanya terjadi antara 1-2 minggu. Terbentuknya antibodi dapat terjadi dari 1 hingga 1,5 bulan,” jelas Ratih.
Salah satu bentuk pencegahannya adalah dengan peningkatan biosekuriti kandang dan lingkungan. Jangan sampai ada air menggenang menjadi tempat potensial buang air kecil bagi tikus. Selain itu vaksinasi Leptospira pada anjing juga dapat menjadi pilihan untuk menghindarkan anabul dari infeksi tersebut.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Baca juga: Tak Melulu Uji Tusuk, Tes Alergi Kini Bisa Pakai 'Plester' Inovasi Unair |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id