Tubuh akan mengalami berbagai gangguan kesehatan mulai dari gangguan jantung, ginjal, hingga kematian. Shoim menjelaskan secara teoritis toksisitas (tingkat merusak) etilen glikol dibagi menjadi tiga tahapan.
Tahap pertama, berkisar 30 menit sampai 12 jam akan mengakibatkan gangguan pada sistem saraf pusat. Sho’im menuturkan mengonsumsi etilen glikol dalam jumlah besar dapat mengakibatkan kejang-kejang hingga kematian.
“Gejalanya seperti orang keracunan alkohol, sempoyongan, dan ngomong tidak jelas,” tutur dia dikutip dari laman unair.ac.id, Selasa, 25 Oktober 2022.
Tahap toksisitas kedua, terjadi antara 12 jam sampai 24 jam. Pada tahap tersebut, zat etilen glikol akan menyerang organ jantung dan paru-paru.
“Pada jantung dapat mengakibatkan gangguan irama detak jantung hingga kematian karena gagal jantung,” papar Sho’im.
Sementara itu, tahap ketiga terjadi pada 24 jam sampai 72 jam setelah mengonsumsi zat etilen glikol. Pada tahap tersebut akan mengenai organ ginjal hingga menyebabkan gagal ginjal.
“Gangguan fungsi ginjal ditandai dengan turunnya produksi urine atau biasa dikenal dengan oliguria,” papar dia.
Sho’im mengatakan 3-4 jam anak-anak akan mengeluarkan urine. “Hati-hati ketika selama 6 jam anak-anak tidak pipis apalagi telah minum obat sirup, itu patut dicurigai,” beber Sho’im.
Sho’im menyebut adanya senyawa asam oksalat dan asam glikolat sebagai hasil metabolit etilen glikol menjadi penyebab zat tersebut beracun. Asam oksalat dan asam glikolat merusak ginjal.
"Saat gagal ginjal akut, sangat mungkin penderita akan ditemukan kristal-kristal dari garam oksalat dalam hal ini kalsium oksalat. Hal itu menunjang diagnosis penyebab gagal ginjalnya dari etilen glikol,” papar dia.
Baca juga: Kasus Gagal Ginjal Akut, Dosen Farmasi UGM Dorong Pentingnya Deteksi Dini Pra-Rumah Sakit |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News