Webinar gagal ginjal akut. DOK UGM
Webinar gagal ginjal akut. DOK UGM

Kasus Gagal Ginjal Akut, Dosen Farmasi UGM Dorong Pentingnya Deteksi Dini Pra-Rumah Sakit

Renatha Swasty • 25 Oktober 2022 10:12
Jakarta: Jumlah kasus meninggal akibat gagal ginjal akut pada anak terus meningkat. Saat ini tercatat 133 anak meninggal atau sekitar 55 persen dari total kasus. Dosen Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) sekaligus Praktisi Farmasi Klinik RSA UGM, Ika Puspitasari, meminta masyarakat tidak panik dan bingung. Namun, masyarakat mesti waspada sejak dini.
 
Dia menuturkan deteksi dini pra-rumah sakit sangat penting. Ika menyebut bila menemukan pasien dengan usia <18 tahun memiliki gejala demam, gejala infeksi saluran pernapasan akut, seperti batuk, pilek, atau gejala infeksi saluran cerna, seperti diare, muntah, volume urine berkurang mesti membawa orang tersebut atau pasien ke FKTP terdekat.
 
“Kalau sudah jarang mengeluarkan urine atau selama 24 jam tidak mengeluarkan urine maka wajib orang tersebut dibawa ke IGD. Apalagi, terjadi perburukan dan pasien tidak bisa apa-apa lagi," kata Ika dalam webinar Kupas Tuntas Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak dan Dugaan Sirup Obat Sebagai Penyebabnya yang diselenggarakan Fakultas Farmasi UGM, Kagama Farmasi, dan DPD IAI Yogyakarta dikutip dari laman ugm.ac.id, Selasa, 25 Oktober 2022.

Ika menyebut apabila tidak yakin dengan obat-obat yang ada maka tidak menyebarkan ke sosial media. Lebih baik untuk sementara menghindari obat-obat cair dan mencari alternatif obat non-cair.
 
“Ya kalau masih ragu juga. Ada baiknya masyarakat bisa konsultasi ke dokter, apoteker, perawat, atau bidan," tutur dia.
 
Wakil Ketua II DPD IAI Yogyakarta Arifianti Piskana memastikan apoteker taat pada surat edaran larangan pemakaian obat cair (sirup). Dia menyebut mengacu edaran Kementerian Kesehatan di lapangan tidak lagi mendistribusikan obat sediaan sirup.
 
“Jadi, kita memastikan masyarakat tahu untuk sediaan sirup tidak bisa didistribusikan kepada masyarakat. Kecuali ada resep dokter," kata dia.

Gagal ginjal akut

Kasus gagal ginjal akut terjadi sejak Januari 2022. Namun, mulai Agustus, September, dan Oktober 2022 terus mengalami peningkatan.
 
“Angkanya terus meningkat dan di Oktober ini cukup tinggi. Harapannya di akhir bulan ini menurun karena angka kasus cukup banyak dan kematian di atas 50 persen," kata Ika.  
 
Gagal ginjal akut menyerang anak-anak dengan usia <1 tahun, 1-5 tahun, 6-10 tahun, dan 11-18 tahun. Jumlah kasus pada Agustus mencapai 36, September 78, dan Oktober 110 kasus.
 
Berdasar kelompok umur terbanyak di rentang usia 1-5 tahun sebanyak 153. Sementara itu, anak usia <1 tahun sebanyak 26, usia 6-10 tahun sebanyak 37, dan usia 11-18 tahun sebanyak 25 kasus.
 
“Ini tentunya menjadi perhatian bersama karena di bulan Oktober sudah tinggi dan jika hanya kementerian kesehatan saja tentunya tidak bisa menangani sendiri," tutur Ika.
 
Dia menyampaikan WHO telah menemukan 66 kematian anak di Gambia pada Oktober 2022 terkait pemakaian sirup obat kofekmalin, Makoff, dan Magrib N. Melihat kondisi tersebut diperlukan kewaspadaan dini karena Gangguan Ginjal Parah Akut (GGPA) berdasar derajat gejala sebanyak 61 persen memiliki derajat keparahan stadium 3.
 
Kematian dilaporkan 55 persen total dari pasien GGPA yang dirawat. Ika menyebut diperlukan strategi umum untuk keselamatan pasien di antaranya penggunaan obat dan peralatan yang aman.
 
“Praktik klinik yang aman dan dalam lingkungan yang aman. Melakukan manajemen risiko, contoh mengendalikan infeksi. Membuat dan meningkatkan sistem yang dapat menurunkan risiko yang berorientasi pada pasien," papar Ika.
 
Ika menyebut perlu juga melakukan pencegahan terjadinya adverse event  atau sistem identifikasi dan pelaporan. Mengurangi efek akibat adverse event dan melakukan upaya keselamatan guna mencegah kejadian memburuk yaitu membatasi penggunaan terduga penyebab gagal ginjal akut yaitu penggunaan obat sirup.
 
“Jika GGA turun, utamanya di Gambia, negara yang juga banyak angka kejadian kasus ini maka kita bisa belajar dari sana," tutur dia.
 
Baca juga: Menkes Beberkan Penyebab Munculnya Senyawa Kimia Mematikan pada Obat Sirop

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan