“Program ini jadi salah satu upaya pemerintah untuk mempercepat pemenuhan dan pemerataan layanan subspesialistik di rumah sakit,” kata Menteri Kesehatan Budi G Sadikin dikutip dari laman Kemkes.go.id, Selasa, 9 Mei 2023.
Budi mengatakan perluasan beasiswa fellowship memberikan kesempatan kepada dokter spesialis, beasiswa dokter subspesialis, maupun program fellowship untuk meningkatkan kompetensi dan kapasitas keilmuannya. Melalui program ini, jangkauan penerima beasiswa juga lebih luas, tidak hanya dari rumah sakit pengusul pemerintah namun juga rumah sakit pengusul swasta.
Dia menuturkan pada batch pertama sudah ada 643 penerima beasiswa dokter spesialis dan 20 penerima beasiswa dokter sub spesialis yang terdaftar di semester pertama 2023. Adapun penerima beasiswa terdiri atas dokter, perawat, serta tenaga kesehatan lainnya.
“Terima kasih ibu (Menkeu Sri Mulyani) di kesempatan ini ada sekitar 643 yang mendapatkan beasiswa. Sebenarnya diberikan kuota 1.000 tapi ada kendala tempat, kuota kurang, sehingga tidak semuanya terserap. Ke depan semoga bisa lebih banyak lagi,” kata Budi.
Program fellowship dibuka sepanjang tahun untuk seluruh dokter spesialis yang telah memiliki surat penerimaan dari unit penyelenggara dan program fellowship di dalam dan luar negeri. Masa studi program fellowship yang didanai bervariasi mulai dari paling singkat 3 bulan dan paling lama 24 bulan.
Total, ada 16 negara tujuan beasiswa fellowship luar negeri yang sudah terdaftar di antaranya Amerika Serikat, Australia, Belanda, Brunei Darussalam, India, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Canada, Korea Selatan, Malaysia, Singapura, Taiwan, Tiongkok dan Vietnam.
Budi mengatakan pembukaan beasiswa fellowship dokter spesialis dalam dan luar negeri merupakan perwujudan dari pilar ketiga transformasi kesehatan yakni transformasi SDM Kesehatan yang saat ini tengah menjadi fokus pemerintah untuk ditingkatkan.
Dia berharap program ini dapat meningkatkan akses layanan subspesialistik yang akan berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat Indonesia. Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan Kemenkeu dan LPDP sangat mendukung pembangunan ekosistem kesehatan di Indonesia.
“Saya melalui LPDP maupun melalui anggaran Kementerian termasuk Kementerian Kesehatan dan anggaran ke transfer ke pemerintah daerah, sangat mendukung langkah-langkah untuk membangun ekosistem kesehatan yang baik. Masalah kesehatan begitu sangat rumit, menantang, dan berubah sangat cepat,” kata Sri.
Sri berharap berbagai tantangan dan perubahan tersebut dapat diantisipasi sejak dini sehingga bisa meminimalisir dampak yang ditimbulkan. Dia mengatakan tenaga kesehatan bisa belajar dari covid-19.
Saat pandemi covid-19, tenaga kesehatan dapat melihat fenomena maupun tanda-tanda dari masalah kesehatan utamanya saat pandemi covid-19 yang menghabiskan anggaran yang sangat luar biasa. Sri menyebut fenomena tersebut dapat diambil untuk selanjutnya dipelajari, sehingga apabila ada masalah kesehatan di masa depan dapat diketahui sejak dini dan diantisipasi.
“Saya berharap teman-teman di semua lingkungan kesehatan belajar banyak. Jangan sampai fenomena yang sungguh luar biasa itu lewat begitu saja hanya tercatat di dalam APBN saya, bahwa 2020 saya menaikkan anggaran Rp170 triliun jadi Rp300 triliun, kemudian 2021 menjadi Rp500 triliun dan menjadi hanya angka anggaran, tapi substansinya saya harap bisa di-capture,” ujar dia.
Sri juga mengingatkan agar penerima beasiswa kembali ke Tanah Air setelah menempuh masa studi di luar negeri. Selanjutnya, mengabdikan diri dan keilmuannya bagi peningkatan kualitas kesehatan Indonesia.
| Baca juga: Waduh! Indonesia Kekurangan 30 Ribu Dokter Spesialis |
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id