Dokter Universitas Airlangga (Unair), dr Feliani Sanjaya dan dr Beatrix Rosella Anjani, membagikan tips lolos LPDP Jalur Dokter Spesialis. Calon penerima beasiswa LPDP harus menjalani tiga rangkaian seleksi, yaitu seleksi administrasi, tes bakat skolastik, dan seleksi substansi atau wawancara.
Proses seleksi berjalan selama enam bulan dengan periode pendaftaran selama satu bulan. Feliani mengungkapkan ia membutuhkan tiga bulan untuk mempersiapkan pendaftaran beasiswa LPDP.
Dalam proses seleksi administrasi, Feliani mengaku mendapat tantangan dalam mencari surat rekomendasi. Selain itu, menulis esai juga menjadi tantangan tersendiri.
“Kalau bukan dokter PNS seperti saya, tantangannya adalah mencari rumah sakit pengusul karena untuk pendaftaran harus menyertakan rekomendasi dari direktur rumah sakit,” beber Feliani dikutip dari laman unair.ac.id, Senin, 16 Desember 2024.
Baca juga: LPDP Buka Beasiswa Dokter Spesialis di RS Pendidikan, Ini Syarat hingga Skema Pendaftarannya |
Untuk menghadapi keseluruhan proses seleksi, Feliani dan Beatrix, sepakat akan pentingnya memiliki mentor yang bagus. Keduanya menganggap bimbingan mentor sangat berdampak untuk memperkecil potensi kesalahan saat proses pendaftaran.
Feliani menyebut siapa pun dapat menjadi mentor, termasuk para pendaftar yang pernah gagal. “Kita enggak harus belajar dari awardee, tapi bisa dari orang yang gagal. Karena kalau dia sudah pernah daftar, pasti dia tahu potensi kesalahan fatal yang mungkin kita lakukan,” beber dia.
Beasiswa LPDP merupakan program nasional yang menekankan kontribusi para awardee kepada masyarakat. Feliani dan Beatrix menekankan calon pendaftar beasiswa harus memiliki kesadaran untuk hendak mengabdi.
Keduanya mengungkapkan LPDP merupakan beasiswa yang berorientasi pada masyarakat. Feliani juga membagikan tips untuk memahami permasalahan di daerah rumah sakit pengusul.
Menurutnya, ketidaktahuan para pendaftar akan permasalahan ini dapat menunjukkan kurangnya niat untuk memberikan kontribusi. “Saat wawancara, kita pasti dikulik tentang masalah apa yang ada di daerah. Kalau enggak tau, malah bisa jadi bumerang buat kita,” ungkap Feliani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News