"Alhamdulillah, saya lulus tak sekadar menjadi dokter tetapi juga berprestasi di bidang nonakademik," kata Amaliya dikutip dari laman uinjkt.ac.id, Selasa, 30 Januari 2024.
Azmul mengungkapkan raihan prestasi itu bermula dari pengalaman keduanya menerbitkan jurnal. Lalu, atas saran teman-teman mereka dari SISL Stanford University dan ITS, keduanya mengintegrasikan penelitian tersebut antara AI dan kedokteran mengenai kasus stroke.
"Pada awalnya kami berdua memang memiliki pengalaman menulis dan pernah menerbitkan jurnal. Kemudian, atas saran dari senior, saya dan Amaliya diminta mengintegrasikan ilmu tentang pengambilan keputusan dari robot dalam hal ketidakpastian (uncertainty) di bidang kedokteran,” ungkap dia.
Azmul berharap penelitian itu dapat membantu pengambilan keputusan yang rumit dan kasus sensitif secara tepat. “Namun, penelitian ini memang masih perlu banyak masukan dan pemutakhiran,” beber dia.
Azmul mengungkapkan hasil penelitian keduanya telah dijadikan manuskrip dan akan dipresentasikan di Bali tahun ini. Dia berpesan agar mahasiswa selalu menjaga komunikasi dengan teman-teman lain.
"Karena kita tidak tahu peluang kita akan datang dari mana. Jangan berada di zona nyaman terus, tapi teruslah mengembangkan jejaring secara luas," pesan Azmul.
Sementara itu, Amaliya berpesan kepada teman-temannya untuk tidak takut mencoba hal baru. Apabila masih gagal, jadikanlah semua itu sebagai sebuah pelajaran.
"Jangan takut mencoba. Jika ada kesempatan jangan takut. Jika ditolak jadikan hal itu sebagai pelajaran. Nah, kalau diterima, buat aku justru ini menjadi capaian yang luar biasa," ujar Amaliya.
Baca juga: Kisah Kegigihan Rizky, Hampir Putus Asa hingga Berhasil Kuliah Kedokteran Berkat KIP Kuliah |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News