Efri menyebut ketersediaan energi dari sumber daya hayati atau biomassa dapat menjadi alternatif. Hal ini sudah menjadi perhatian sejumlah peneliti dan pengambil kebijakan.
“Jadi, ketahanan pangan dan ketahanan energi ini menjadi betul-betul concern baik nasional maupun internasional saat ini, terutama sudah terjadi goncangan terhadap ketersediaan energi fosil,” kata Efri dalam keterangan tertulis yang dikeluarkan Unpad, Jumat, 19 April 2024.
Erfi menjelaskan biomassa dapat berasal dari turunan langsung dan tidak langsung dari tanaman dan hewan. Pemanfaatan biomassa untuk energi di antaranya adalah pemanfaatan limbah pertanian.
Ketua Pusat Kolaborasi Riset (PKR) Biomassa dan Biorefineri di bawah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ini mengolah biomassa menjadi sejumlah produk turunan melalui teknologi biorefineri. “Concern-nya bagaimana mengolah biomassa ini tidak hanya menghasilkan satu produk tetapi semua fraksi yang ada diolah untuk menghasilkan sejumlah produk hilirnya,” kata Efri.
Salah satunya, pengolahan tandan kosong kelapa sawit menjadi beberapa produk, seperti bioetanol sebagai alternatif energi dan xilitol sebagai alternatif bahan pangan.
Efri menyebut pemanfaatan limbah menjadi sumber bioenergi sekaligus mengatasi permasalahan lingkungan. Limbah bukan hanya tidak menjadi beban lingkungan tetapi menghasilkan benefit dengan mengolahnya menjadi produk bernilai tinggi.
“Penggunaan biomassa yang berasal dari agroindustrial residu suatu limbah pertanian ini sangat dibutuhkan karena selain untuk menghasilkan added value product, tetapi dia juga mengatasi masalah lingkungan. Jadi kalau limbah ini tidak ditangani dia akan menjadi beban lingkungan yang luar biasa,” kata Efri.
Baca juga: Apa Itu Biomassa? Ini Penjelasan, Contoh, dan Manfaatnya Bagi Kehidupan |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News