Dedikasinya dalam dunia pendidikan mencerminkan keteguhan sikap dan jiwa kepemimpinan yang kemudian membawanya bergabung dengan militer dalam organisasi Pembela Tanah Air (PETA) di bawah pengawasan Jepang.
Dikutip dari Instagram @kantorstafpresidenri, kepemimpinan Jenderal Soedirman yang tegas dan berintegritas membuatnya terpilih sebagai komandan batalyon di Purwokerto. Setelah Indonesia merdeka, ia memimpin pasukannya dalam merebut Magelang dari Inggris, yang akhirnya mempercepat kepergian mereka. Keberhasilannya dalam memimpin pertempuran membuatnya dipercaya sebagai Panglima Tentara Keamanan Rakyat (TKR), menggantikan Urip Sumoharjo.
Pada 19 Desember 1948, Belanda menyerang Yogyakarta dan menangkap Presiden Soekarno serta para pemimpin negara lainnya. Dalam kondisi sakit parah dan hanya memiliki satu paru-paru, Jenderal Soedirman tetap memilih bergerilya ketimbang menyerah kepada penjajah. Sikapnya ini tidak hanya menyelamatkan semangat perjuangan bangsa, tetapi juga menjadi simbol kepahlawanan dan keteladanan bagi generasi berikutnya.
Baca juga: Kisah Jenderal Soedirman, Panglima Besar TNI yang Pantang Menyerah Berjuang di Tengah Sakit |
Keputusan Jenderal Soedirman untuk tetap berjuang mencerminkan kepemimpinan sejati yang menjadi warisan bagi generasi TNI selanjutnya. Seandainya saat itu ia tertawan oleh Belanda, semangat perlawanan rakyat mungkin akan runtuh. Namun, keberanian dan keteguhannya dalam mempertahankan kemerdekaan telah membentuk tradisi militer Indonesia yang kuat, mengutamakan kepentingan bangsa di atas segalanya.
Dalam sebuah kutipan yang diambil dari buku Kepemimpinan Militer [Buku 1] karya Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto, dijelaskan bahwa Jenderal Soedirman memberikan warisan yang tangguh kepada generasi penerus TNI.
“Jenderal Besar TNI Soedirman, dengan berbagai keputusan yang diambil telah memberikan kepada generasi-generasi TNI berikutnya suatu warisan yang tangguh dan tidak ternilai harganya, yaitu suatu tradisi kepemimpinan yang heroik, penuh kepahlawanan dan keteladanan,” ujar Prabowo Subianto dalam kutipannya yang dikutip dari Instagram @kantorstafpresidenri, Jumat, 14 Maret 2025.
Kisah perjalanan Jenderal Soedirman, dari seorang guru hingga menjadi panglima perang gerilya, menjadi inspirasi bagi generasi muda. Semangat juang, kejujuran, serta keberanian dalam menghadapi tantangan zaman adalah nilai-nilai yang patut diteladani. Pemuda Indonesia diharapkan dapat mengikuti jejaknya, menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi, dan terus berkontribusi bagi kejayaan Indonesia. (Antariska)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News