Hasil kajian dan tipologi Kota Bogor sedikitnya ada delapan jenis bencana yang akan mengancam wilayah ini. Seperti longsor, banjir bandang, banjir lintasan, kebakaran pemukiman, gempa bumi dan cuaca ekstrem, meliputi hujan kencang disertai petir dan angin puting beliung.
Kepala PSB IPB, Yanventri mengungkapkan, IPB dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor ingin jadikan Kota Bogor menjadi daerah tanggap bencana. Untuk mewujudkannya, perlu dilakukan tindakan nyata dengan membuat beberapa program untuk dijalankan.
"Seperti mengedukasi masyarakat, menguatkan sistem daya tahan bencana, membuat master area dan adanya ruang terbuka yang memang sudah dipersiapkan untuk antisipasi bencana," papar dia di Kota Bogor, Jawa Barat, Senin, 14 Januari 2019.
Ia juga menyatakan, persoalan sadar bencana sebenarnya lebih kepada kebiasaan dan budaya masyarakat. Pihaknya akan mengadaptasi cara penanggulangan bencana di Jepang untuk diterapkan di Kota Bogor.
"Seperti membangun area bermain di perumahan sebagai master area atau tempat evakuasi saat terjadi bencana," paparnya.
Lebih lanjut, dengan adanya kerja sama ini, IPB akan mendukung percepatan dari program-program Pemkot Bogor untuk mitigasi bencana. Pihaknya akan melatih masyarakat untuk sadar bencana dan roadshow edukasi tanggap bencana ke sekolah-sekolah.
"Harapan kami, ini bisa diimplementasikan di Kota Bogor, sehingga Kota Bogor bisa menjadi kota tanggap bencana," tandasnya.
Baca: IPB Beri Beasiswa Korban Tsunami Selat Sunda
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor, Ganjar Gunawan mengaku, Pemkot Bogor tidak bisa bekerja sendirian mengantisipasi bencana alam. Maka perlu sinergitas dengan pihak lain, salah satunya dengan PSB IPB, yang memiliki saran dan konsep strategis mengenai tanggap bencana.
"Dengan kerja sama ini, Kota Bogor berupaya untuk semakin meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana," akunya saat dihubungi medcom.id, Sabtu, 12 Januari 2019.
Munurut Ganjar, selain kerja sama dengan PSB IPB, pada 2018 Pemkot Bogor telah membuat Perda terkait risiko bencana yang di dalamnya ada rumusan kebijakan yang tepat dalam penanggulangan bencana.
Lebih lanjut, setiap pembangunan yang ada di Kota Bogor harus memiliki analisis risiko bencana dan mengantisipasi pohon-pohon di pinggir jalan agar jangan sampai menjadi “senjata mematikan” ketika ada bencana alam terjadi.
"Jadi ada dua garis besar yang menjadi fokus kami dalam penanggulangan bencana, yakni tata ruang kotanya dan edukasi ke masyarakatnya," tutup Ganjar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News